Inovasi, Kunci Kemajuan Peradaban Islam
Dalam kehidupan modern yang mendorong manusia untuk memikirkan persoalan-persoalan duniawi, Islam menjadi pilihan terbaik untuk menjadi jalan hidup.
Pemahaman untuk menjalankan ajaran Islam secara kaffah dapat diartikan bahwa Islam adalah jalan hidup yang diwujudkan dengan pemahaman bahwa Islam adalah serangkaian ide atau gagasan ilmu pengetahuan, serangkaian etika dan segala aspek yang mengatur kehidupan manusia (Faruqi, 2006).
Dalam konteks ini, Islam kemudian berfungsi menjadi andalan bagi umatnya untuk memberikan solusi bagi masalah-masalah mereka. Islam tidak hanya menjadi landasan transedental dalam berkomunikasi dengan sang Khaliq melainkan juga bisa menjadi acuan atau referensi bagi Umat untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka. Dalam konteks ini keselarasan antara Islam dan perkembangan ilmu pengetahuan diperlukan.
Al-Qur’an memberikan petunjuk bahwa manusia harus melakukan pencarian untuk memahami cara bekerja alam semesta untuk memahami kebesaran Allah SWT, seperti firman Allah SWT dalam Q.S Ad Dukhan, ayat 38, yang artinya: Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Selanjutnya pada surat yang sama, ayat 39, yang artinya: Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Dua surat diatas dilengkapi dengan surat Al Baqarah, ayat 164, yang artinya:
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Allah SWT menciptakan dunia dan menempatkan manusia di dalamnya sebagai wali atau khalifah untuk mendapatkan keuntungan dari itu, untuk menggunakannya dengan bijak dan memahami tujuan di alam semesta. Pada masanya, Islam pernah mencapai kejayaan karena keunggulan peradaban Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan masalah-masalah umat.
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuan pernah mengalami keselarasan yang menjadikan peradaban Islam mengalami masa keemas an (golden age) yaitu pada abad ke-7 hingga ke-15. Pada masa itu, cendekiawan Muslim menggunakan Al-Qur’an sebagai landasan pemikiran. Dalam konteks ini cendekiawan Muslim pada masa itu membaca dan mempelajari tafsir ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang memberikan gambaran hubungan manusia dengan alam. Hal ini kemudian menjadi dasar bagi cendekiawan muslim untuk mempelajari fenomena alam.
Beberapa cendekiawan muslim dengan karyanya untuk membantu menyelesaikan masalah Umat pada masa itu antara lain: Ibnu Sina (980 M-1037M) dengan sumbangan pemikiran dan temuan ilmiah di bidang kedokteran. Beberapa tulisannya menjadi dasar bagi perkembangan ilmu kedokteran modern. Cendekiawan muslim di bidang kedokteran yang selanjutnya adalah Al Razi (865M-925 M). Al Razi menghasilkan 184 karya berupa hasil penelitian di bidang kedokteran yang memberikan kontribusi bagi penyembuhan pasien dengan metode ilmiah. Pada masa ini, para dokter di Damaskus (sekarang ibu kota Suriah) mendirikan rumah sakit yang menerima rawat inap dengan pembagian bangsal untuk pria dan wanita.