Israel Tak Mempan Dikutuk, Ketua MUI: Harus Ada Langkah Konkret
Jakarta (SI Online) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan penyelesaian Palestina-Israel membutuhkan langkah pasti dan konkret yang dilakukan secara terus menerus lewat kerja sama global.
“Menangani Israel-Palestina sama sekali tidak cukup melalui kutukan akan tetapi harus ada langkah-langkah pasti dan konkret yang dilakukan secara terus menerus oleh sebuah kerja sama global, a global friendship and alliance yang efektif sehingga Israel benar-benar tak berdaya dan menghentikan seluruh tindakan kotornya,” ujar Prof Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (29/04/2022).
Bagi MUI, lanjut dia, perjuangan bangsa Palestina adalah perjuangan abadi sepanjang pemerintah Zionis Israel masih menunjukkan kecongkaannya melakukan aneksasi, genosida, menerapkan politik Apartheid serta tidak menghentikan penjajahannya terhadap Palestina.
Tindakan-tindakan Israel ini harus dihentikan melalui berbagai cara dan dilakukan oleh elemen masyarakat internasional.
Ia mengatakan Isu Israel-Palestina bukan isu lokal dan bukan juga konflik politik lokal.
Akan tetapi ini merupakan tragedi dan sejarah kelam politik dan kemanusiaan dan bahkan agama yang sangat menyayat yang dipertontonkan secara global.
Terkait pertemuan luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), MUI setuju dengan sejumlah keputusan penting yang dihasilkan dalam pertemuan luar biasa OKI.
MUI memandang, bagi bangsa Indonesia dan harusnya juga bagi negara-negara anggota OKI lainnya, perjuangan untuk membela Palestina harus terus dilakukan dengan mewujudkan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan rakyat Palestina.
Masih banyak dan besar hambatan yang dihadapi untuk terwujudnya Palestina sebagai sebuah negara yang berdaulat dan merdeka. Salah satunya pertentangan faksional Palestina Hammas-Fatah yang belum terselesaikan, lemahnya persatuan negara-negara Timur Tengah, dukungan kuat Amerika yang antara lain ditunjukkan melalui veto di sidang Dewan Keamanan PBB.
Ini hambatan-hambatan yang cukup serius yang harus menjadi perhatian internasional.