Demokratisasi ABW dan NasDem
Selamat! Anies salah satu yang menjadi pilihan direkomendasikan oleh Partai NasDem sebagai calon Presiden 2024. Inisiasi Surya Paloh dalam Rakernas Nasdem di JCC Senayan yang sedemikian itu boleh dikatakan sebagai langkah luar biasa dan berani.
Satu langkah terobosan untuk memecah kebekuan di tengah-tengah masih kuatnya keterpasungan demokratisasi akibat eksistensi ekses dua kaki kepentingan: oligarki partai dan Preshold 20%.
Cara bukan konvensi dipilih Nasdem, namun sebaliknya melalui proses bottom up dari DPW setelah menampung aspirasi dari seluruh DPC dan ranting di tingkat desa. Ini pun mencerminkan demokratisasi, seperti ketika Anies memenangkan Pilkada 2017, murni dan geniun suara kedaulatan masyarakat Jakarta, tanpa dukungan oligarki korporasi, tanpa permainan licik yang mencederai demokratisasi itu sendiri, money politic.
Baca juga: Rakernas NasDem Rekomendasikan Anies sebagai Satu dari Tiga Nama Capres 2024
Memilih calon Presiden yang sudah digadang-gadang oleh banyak partisipasi publik hampir di seluruh antero Nusantara dikarenakan semata-mata really penuh prestasi yang diakui baik oleh lembaga domestik maupun mondial, honesty tanpa pencitraan dan rekayasa, dan wise banyak programnya menyentuh nilai dan arti kesetaraan dan keadilan, bahkan sering di-bully, dicaci maki bahkan fitnah, namun tetap bersabar dan bersahaja, adalah juga pencerminan sifat dan karakter kepemimpinan demokratisasi itu.
Berlawanan arus dengan partai-partai lain yang membangun koalisi terlebih dahulu, adalah sinyal dan ciri demokratisasi juga. Faktualisasi KIB sebagai sekumpulan partai masih anggota koalisi partai oligarki terdahulu terkesan malah eksklusif, mempersempit ruang diri, membuka pintu tapi masih ada palangnya, kesetengahan hati. Ntah, kita tak tahu, apakah masih ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya.
Koalisi semut merah, di mana PKB mantan anggota oligarki bergabung dengan partai oposisi PD dan PKS masih belumlah konkrit, masih bersifat penjajagan hanya untuk berpacaran, itupun apakah hanya cinta lokasi, cinta instan, artinya masih belum untuk kepentingan dan membangun serius cinta jangka panjang, kemudian konkrit menambat di pelaminan.
Oleh karena itu, kesungguhan demokratisasi Nasdem itu perlu dibuktikan lagi jika kemudian ikhtiarnya politiknya ke depan harus membangun koalisi dengan partai-partai oposisi, seperti PKS dan PD. Karena, murni dan genuine-nya demokratisasi itu berada ketika ada partai rezim penguasa di satu sisi, harus ada juga partai-partai oposisi di sisi lainnya. Dan semoga yang menjadi partai-partai oposisi PKS dan PD dengan kesungguhan hati mencapai kesepahaman pula untuk mewujudkan konsensus politik bergabung dengan Nasdem.
Jika saja tidak ada Preshold 20%, keniscayaannya Nasdem tak bakal hanya memberikannya rekomendasi, tetapi pinangan sejati yang akan mencalonkan Anies Baswedan itu dengan segenap dan sepenuh hati, bersamanya akan berlari kencang meraih kemenangan itu di 2024 semata-mata karena kandungan keduanya jiwanya demokratisasi: menjunjung tinggi secara murni dan konsekuen kedaulatan rakyat, tanpa adanya pamrih dukungan oligarki yang hanya akan mengakibatkan polarisasi rakyat cikal bakal pemecah belahan dan kehancuran bangsa, seperti yang tengah dirasakan sekarang-sekarang ini!! Wallahu a’lam Bishawab.
Mustikasari-Bekasi, 18 Juni 2022
Dairy Sudarman, Pemerhati politik dan kebangsaan.