Ustaz Jeje Zaenudin, Ulama Muda Visioner yang Low Profile
Jelang Muktamar ke-16 Persis, nama Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Waketum PP Persis), al-Ustaz Jeje Zaenudin tengah mencuat di antara kader-kader terbaik jam’iyyah lainnya. Dalam kiprahnya di jam’iyyah, Ustaz Jeje pernah mengemban sebagai Ketua Umum PP Pemuda Persis di periode 2005-2010.
Memiliki nama kecil Hafid Zaenudin, Ustaz Jeje Zaenudin bin Mardi Amsari lahir di Ciawi, Tasikmalaya pada 18 Juni 1969. Bertolak dari bumi Parahiyangan, sejak tahun 1991 sampai dengan 1998, ustaz Jeje tinggal di daerah Matraman, Jakarta Timur. Kemudian hijrah ke Tambun, Bekasi tahun 1998. Dan sejak tahun 2012 tinggal di Tambun Utara Bekasi dengan mendirikan Pesantren An-Nahla Al Islamy. Saat ini, ustaz Jeje dikarunia empat anak, dua laki-laki, dan dua perempuan dari pernikahannya dengan Hj Ineu Fitriah binti Aang Abdurahman dari Ciawi, Tasikmalaya pada tahun 1995.
Dalam pendidikan formal, Ustaz Jeje menempuh tingkat dasar dan tingkat menengah pertama di MI dan MTsN di Ciawi Tasikmalaya tahun 1984 dan tahun 1987. Ini sambil sekolah sore dan malam hari belajar Al-Qur’an di Pesantren Sukamanah. Selanjutnya pada tingkat menengah atas ditamatkan di Madrasah Aliyah secara pararel dengan mondok di tingkat Takhasus dan Mu’allimin Pesantren Persatuan Islam (PPI) 67 Benda Tasikmalaya antara tahun 1987 sampai 1991.
Selesai Mu’allimin di Benda, Ustaz Jeje melanjutkan tingkat pendidikan tinggi tingkat diploma bidang dakwah hingga tingkat Magister di beberapa Institut Agama Islam di Jakarta hingga tahun 2004. Pada tahun 2013 ustaz Jeje meraih gelar Doktor dalam konsentrasi Hukum Islam dan Perundang-undangan pada Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung tahun 2013.
Komitmennya yang kuat dalam gerakan dakwah dan organisasi keislaman, keluasan wawasan dan ilmu, serta keluwesannya dalam pergaulan dengan berbagai organisasi pergerakan Islam menyebabkan ia banyak diminta gabung dengan berbagai organisasi dan lembaga dakwah. Namun sebagai kader militan Persis, ia tetap mengutamakan mengabdi pada Jam’iyyah Persatuan Islam. Sejak lulus dari Pesantren Persatuan Islam 76 Benda tahun 1991 ia hijrah ke Jakarta dan mendirikan Pemuda Persis Cabang Senen Jakarta Pusat. Kemudian menjadi Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Persis Jakarta Pusat tahun 1993-1996.
Setelah itu, ia diamanahi Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Persis DKI Jakarta tahun 1996 sampai 2004 hingga diamanhi menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persis tahun 2005 sampai 2010 yang dituntaskannya dengan baik. Pada Muktamar Persis yang ke XV di Pondok Gede Jakarta, ia ditarik menjadi Wakil Ketua Umum PP Persis masa Jihad 2015-2020.
Selain itu, berbagai amanah ilmiah dan dakwah telah dibebankan kepadanya sebagai kepercayaan atas komitmen dan kredibilitas ilmiahnya, seperti Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat (2020-2025) yang membidangi Pengembangan Seni Budaya dan Peradaban Islam. Selain itu juga menjadi Anggota Dewan Syariah Nasional Pusat (2015-sekarang), sebagai Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatua Islam (2015-2022), juga menjadi anggota Dewan Hisbah Pimpinan Pusat Persatuan Islam (2005-Sekarang), sebagai Sekreratis Jenderal Rabithah Ulama dan Dai Asia Tenggara (2014-2019), Pimpinan Pesantren Persatuan Islam Matraman Jakarta Timur timngkat Muallimin sejak tahun 1996 hingga 2007, kemudian menjadi Pimpinan Umum Pesantren hingga berakhir tahun 2020.
Ustaz Jeje juga menjadi Dosen Tetap di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir sejak tahun 2000 dan narasumber Kajian Subuh dalam tema fikih interaktif di Radio Dakta 107 FM Bekasi tahun 2007-2017 dengan nama panggilan di udara, Abu Himam. Kemudian menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam se-Indonesia tahun 2005-2010. Di Bekasi dekat rumah tinggalnya, ustaz Jeje mendirikan dan memimpin Pesantren Tahfizh Quran dan SMP IT An Nahla Bekasi, sejak tahun 2016. Ia juga membidani dan memimpin Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam (STAIPI) Jakarta sejak tahun 2020.
Dalam rihlah ilmiah dan dakwah, pada tahun 2009 ustaz Jeje menjadi anggota delegasi Indonesai Bersama para ulama dan cendekiawan muslim Indonesia dalam Konferensi Internasional Pemimpin Masyarakat Islam di Libya atas undangan Presiden Muammar Kadhafy. Lima tahun berikutnya pada tahun 2014 menjadi anggota tim delegasi ulama muda Indonesia pada Konferensi Internasional Pendidikan dan Lembaga dakwah Islam di Ghaziantep, Turki.
Tahun 2015, 2016, dan 2017 menghadiri Konferensi Internasional tentang Palestina di Istambul Turki. Ia beruntung dapat bertemu dan berjabat tangan dengan Presiden Erdogan dalam sebuah acara besar di Istambul. Sebelumnya di tahun 2013, 2014, dan 2015 menghadiri Traning Syar’iyah di Tranggano, Klantan, dan Kuala Lumpur, Malaysia.
Dari sisi publikasi di televisi nasional, pada tahun 2015 ustaz Jeje menjadi narasumber beberapa episode dalam acara Fakta dan Peristiwa TV ONE. Salah satunya menjadi Narasumber ILC TV ONE dalam tema Siapa Membunuh Ustaz Prawoto. Kemudian menjadi Narasumber dalam Taushiyah Ramadan selama beberapa episode di RTV dan beberapa tahun sebagai Narasumber Kajian Islam di Wesal TV.