Menelisik Bencana Khumaeni-Hakikat Revolusi Iran (Bag.1)
Menarik sekali jika kita mau mencoba membaca dan menyimak buklet aslinya yang berjudul: “Al-Fitnah Al-Khumainiyyah – Haqiqatuts Tsaurah Al-Iraniyyah” yang dialihbahasakan oleh Fatchul Umam, 1 Dzulhijjah 1441.
Buklet setebal 56 halaman ini berisi tulisan surat yang ditulis Syekh Muhammad Abdul Qodir Azad. Beliau adalah Ketua Majelis Ulama Pakistan sekaligus selaku Imam Masjid Negara Badsyahi Lahore, Pakistan yang juga pernah menjadi ketua pertemuan puncak Islam ke-2 pada 22 Februari 1974 di Lahore, Pakistan.
Dalam pengantar bukletnya dituliskan, bahwa Syekh Azad ini menulis surat yang ditujukan kepada para pemimpin negara Islam dan kepada para ulama seluruh dunia dari ujung barat hingga timur. Suratnya berisi teriakan keras beliau tentang revolusi Iran yang menurutnya, kaum muslimin agar dapat memberhentikan bahaya yang muncul ke seluruh dunia di muka bumi ini akibat adanya revolusi Iran.
Tulisan surat Syekh Azad berisi seruan: Wahai para pemimpin dunia Islam, ulama dan umat Islam seluruh dunia. Beliau menuliskan, saya kirimkan surat khusus ini kepada Anda sekalian agar Anda memikirkan bencana di dunia Islam yang sangat besar ini, agar bisa membangunkan semua orang untuk bangkit dari tidur dan ketakutannya serta rasa kekagetan mereka.
Dalam lanjutan suratnya beliau mempertanyakan, saya tidak tahu bagaimana bisa para ulama lalai, pemimpinnya juga lalai terhadap berbagai bencana yang sedang melanda ini? Bencana ini bak kawah gunung berapi yang siap meletus memancarkan apinya. Apakah ini kelalaian yang sesungguhnya, ataukah pura-pura lalai atau ingin menjauh agar tidak ikut terbakar?
Syekh Azad menegaskan, lalai terhadap mara bahaya akan menggiring kepada bahaya itu sendiri, pura-pura lalai tidak dapat menyelamatkan dari bahaya, sesungguhnya lalai dan pura-pura lalai itu juga merupakan kejahatan, tegasnya.
Dalam isi suratnya ada terbesit rasa keheranan beliau yang ia tuangkan dalam tulisannya, saya sungguh heran mengapa para ulama dan para pemimpin dunia Islam masih tetap lalai dan abai, ataukah mereka pura-pura lalai dan abai atas kejahatan yang dilakukan oleh Khumaeni ini?
Pasca surat Syekh Azad tersebar, beliau menyatakan ada salah seorang pemimpin dunia Islam yang pertama merespon yakni Muhammad Anwar as-Sadat, presiden ke-3 Republik Arab Mesir 15 Oktober 1970 – 6 Oktober 1981. Pernyataan Sadat yang disiarkan media massa internasional saat awal munculnya bencana ini, dia berkata: Sesungguhnya revolusi yang muncul dari negeri Perancis ini bukanlah revolusi Islam, tetapi revolusi yang tujuannya adalah menguasai dunia Islam, hendaknya kaum muslimin bersatu padu untuk berjuang melawan revolusi ini sehingga dia tidak berhasil mewujudkan terget-target revolusi.
Setelah pernyataan dari Sadat, muncul berikutnya pernyataan Hussein bin Talal, raja Kerajaan Hasyimiah Yordania yang memimpin sejak 11 Agustus 1952 hingga 1999. Raja Hussein menyatakan, bahwa tujuan dari revolusi ini adalah untuk melenyapkan kaum muslimin di seluruh dunia sampai tegaknya hukum-hukum Syiah dan sistemnya ke seluruh dunia Islam dan dunia Islam semuanya di bawah kekuasaan Syiah Iran.
Dalam buklet ini beliau mengisahkan telah dua kali berkunjung pasca revolusi Syiah Iran digulirkan. Beliau melihat dari dekat berbagai masalah yang benar-benar berbeda dengan nilai-nilai Islam.
Ikuti terus tulisan berikutnya yang akan mempaparkan kunjungan Syekh Azad baik kunjungan pertama maupun kedua berikut sejumlah kesaksian beliau, apa dan bagaimana yang sesungguhnya terjadi di negeri yang mengklaim telah menggulirkan revolusi Islam padahal realitanya adalah revolusi Syiah Iran. []
Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial.