JATTI Kutuk Kejahatan Zionis di Palestina
Jakarta (SI Online) – Organisasi Jalinan Alumni Timur Tengah di Indonesia (JATTI) mengutuk keras kejahatan Israel di Palestina, khususnya di Tepi Barat yang saat ini situasinya terus mamanas.
“Mengutuk keras sikap Zionis Israel atas tindakan biadab di luar prikemanusiaan dan pelanggaran HAM nyata terhadap bangsa Arab dan umat Islam dunia,” ujar Ketua Pembina JATTI, KH. Muhyiddin Junaidi dalam keterangan tertulisnya kepada Suara Islam, Senin (17/10/2022).
Pihaknya menyerukan kepada semua anggota Liga Arab dan negara Islam yang sudah normalisasi hubungan diplomasi dengan Israel harus menarik diplomat mereka dan memutuskan hubungan sebagai protes terhadap sikap genosida Israel.
“Fakta menunjukan normalisasi hanya menciptakan kekacauan dan instabiltas di kawasan, karena Zionis Israel merasa bahwa ia telah mendapatkan restu dan support dari sahabatnya di Timur Tengah,” jelas Kiai Muhyiddin.
Menurutnya, normalisasi adalah amunini tambahan untuk membumihanguskan bangsa Arab dan menambah penderitaan tanpa akhir bagi Palestina.
“Bangsa Yahudi sudah terbukti sejah zaman Rasulullah sebagai pelanggar HAM terberat dan anti perdamaian,” ungkap Kiai Muhyiddin.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) dan sekutu Israel wajib menghentikan sikap ambivalesi mereka dalam kasus konflik Arab Israel.
“Era AS sebagai peace mediator harus segera diakhiri demi kedamaian dunia,” jelas Kiai Muhyiddin.
Ketua PP Muhammadiyah bidang hubungan internasional itu menambahkan, Indonesia sepatutnya mengambil pelajaran bahwa tawaran Zionis untuk normalisasi hanya ‘jebakan batman’ saja dan Jakarta semakin kokoh untuk menolak tawaran tersebut.
“Umat Islam dunia harus menyuarakan penolakan dan kutukan kepada mereka (Israel), seraya mendoakan serta menyalurkan bantuan kemanusiaan seoptimal mungkin untuk Palestina,” tutur Kiai Muhyiddin.
Menurutnya, ini momentum terbaik bagi umat Islam untuk menghidupkan kembali semangat jihad seperti yang dilakukan Sultan Muzaffar penguasa Arbil untuk menggalang kesatuan dan solidaritas international.
“Semua kelompok bangsa Palestina agar menghentikan konflik internal mereka demi kejayaan perjuangan nasional,” tandasnya.
red: adhila