Ajaran Tauhid dalam Surat Al-Fatihah
Allah SWT berfirman dalam ayat kelima surat Al-Fatihah,
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
“Hanya kepada Engkau, kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan.”
Para ulama mengatakan bahwa seluruh wahyu yang Allah Azza wa Jalla turunkan kepada rasul-Nya, baik dalam lembaran wahyu (suhuf) maupun dalam bentuk kitab yang tersusun rapi (Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur’an), inti dan pamungkasnya adalah Al-Qur’an. Sementara, seluruh isi Al-Qur’an itu ada di dalam surat Al-Fatihah. Dan, kesimpulan isi Al-Fatihah adalah pada ayat kelima ini.
Inilah puncak wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang isinya adalah pengakuan bahwa hanya kepada-Nyalah manusia menyembah dan hanya kepada-Nya saja setiap manusia dapat memohon pertolongan.
Inilah ayat yang luar biasa. Inilah kunci keberhasilan dan kebahagiaan untuk hidup di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, di dalam doa yang sering kita baca setelah tilawah Al-Qur’an, ada kalimat yang berbunyi, “warzuqna tilawatahu,” yang berarti kita memohon untuk diberikan rezeki dari membaca Al-Qur’an.
Pertanyaannya, apakah rezeki bisa diperoleh dengan cara membaca Al-Qur’an? Sangat bisa, karena hanya dengan membaca dan memahami Al-Qur’an sajalah kita akan memahami bagaimana cara mendapatkan rezeki yang halal dan berkah. Hanya dengan membaca Al-Qur’an, kita bisa memperoleh rezeki dengan cara yang berbeda dari cara hewan mendapatkan mangsanya.
Tanpa Al-Qur’an, bahkan untuk makan pun, kita tidak akan berbeda dengan hewan, yang hanya sekadar kenyang. Oleh karena itu, dengan membaca dan memahami surat Al-Qur’an, seorang hamba akan diantarkan pada kemuliaan dan keberhasilan hidup yang sejati. Yaitu, hidup sebagai hamba Allah Ta’ala yang dimuliakan dengan kalbu dan akal.
Kembali pada ayat kelima surat Al-Fatihah. Apa artinya إِيَّاكَ ? (iyyaaka) artinya khusus/ hanya kepada Engkau Yang Mahamulia kami menyembah dan meminta pertolongan. Kenapa mesti نَعْبُدُ (na’budu) baru نَسْتَعِينُ (nasta’iin) nya? Karena, kunci untuk mendapatkan pertolongan-Nya pastilah harus mendekatkan diri dulu kepada-Nya.
Beribadah terlebih dahulu dengan benar dan bila masih ada kesalahan harus segera diperbaiki. Bukan dalam artian Allah Ta’ala “perhitungan” jika ingin menolong hamba-Nya. Namun, siapa pun di antara kita pastilah akan menolong seseorang yang sudah kita ketahui kebaikan dan kelurusan sikapnya.
Sekarang, mari kita ingat empat ayat sebelum اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ. Ayat yang pertama adalah بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ yang artinya adalah menyebut Allah dengan asma-Nya Ar-Rahman dan Ar-Rahiim.