Kiai Muhyiddin: Narasi Politik Identitas Bagian dari Islamofobia
Bogor (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi mengajak umat Islam bersatu melawan narasi Islamofobia (kebencian terhadap Islam).
Menurut Kiai Muhyiddin, salah satu contoh bentuk Islamofobia adalah narasi politik identitas.
“Narasi politik identitas, ini bagian dari Islamofobia. Karena politik tanpa identitas apalagi identitas agama itu adalah politik yang dikembangkan kelompok komunis,” ujarnya melalui sambungan video dalam acara refleksi akhir tahun 2022 di Kota Bogor, Sabtu (24/12/2022).
Ia menjelaskan, umat Islam justru harus berpolitik dengan aturan agama yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan dan tidak rasis.
“Dalam sejarah, ketika peradaban Islam menguasai dunia itu dengan poltiik identitas. Dan ketika Islam memimpin peradaban maka semua mendapatkan keadilan dan kesejahteraannya,” jelas Kiai Muhyiddin.
Mantan Ketua MUI Bidang Luar Negeri itu mengatakan, politik identitas tidak ada masalah di luar negeri. Banyak negara yang melakukan politik identitas.
“Mereka yang menyerukan narasi anti politik identitas justru jelang pemilu melakukan yang sama, memakai identitas agama untuk menarik perhatian warga pemilih,” tuturnya.
Oleh karena itu, Kiai Muhyiddin mengajak semua elemen umat Islam untuk bersatu melawan segala bentuk Islamofobia.
“Kita harus bergerak bersama-sama melawan berbagai tuduhan kepada umat Islam, kita bersatu menghadapi narasi anti agama,” tegasnya.
Menurutnya, umat Islam sebagai mayoritas di negeri ini harus memiliki kekuatan politik sehingga bisa mengendalikan negeri ini dengan baik dan amanah demi kepentingan nasional.
“Jangan berikan kekuasan kepada para politikus yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok mereka sendiri,” tandas Kiai Muhyiddin.