HNW: Teror terhadap Al-Aqsha Tak Cukup Dikecam, tapi Dihentikan
Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mendukung sikap berbagai pihak termasuk PBB dan AS yang mengecam provokasi dan tindakan yang semakin meningkatkan ketegangan pada beberapa waktu terakhir ini terhadap Masjid Al-Aqsha dan Palestina seperti provokasi yang dilakukan oleh Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir.
Menurut Hidayat, berbagai eskalasi provokasi dan teror radikal oleh Israel ini merupakan pelanggaran HAM dan hukum internasional serta menjadi ancaman berbahaya bagi perdamaian dan kestabilan di kawasan Timur Tengah secara khusus dan bagi dunia internasional secara luas.
“Karenanya tidak cukup bagi PBB, AS, China untuk hanya mengecam, tapi juga menolak dan mengkritisi laku provokasi seperti yang dilakukan oleh Menteri Itamar Ben Gvir. Dengan segera menyelenggarakan Sidang Istimewa DK PBB, tuk menghentika provokasi dan teror Israel,” jelas Hidayat melalui pernyataan tertulisnya kepada Suara Islam, Kamis (5/1/2023).
Seharusnya, kata Hidayat, Indonesia bisa menggalang kebersamaan dengan negara-negara yang juga mengutuki seperti Saudi dan Turki, bahkan dengan negara-negara yang sudah melakukan normalisasi dengan Israel seperti Yordania, Mesir dan Uni Emirat Arab yang semuanya juga menolak provokasi Menteri Keamanan Nasional Israel itu.
Hal itu agar masyarakat internasional bila mereka benar-benar peduli perdamaian dan menolak terorisme segera bergerak bersama hentikan aksi provokasi dan teror Israel terhadap Masjid Al Aqsha dan Palestina.
“Dan agar DK PBB segera menyelenggarakan sidang untuk sepakati resolusi yang bisa dilaksanakan untuk hentikan provokasi dan teror dimaksud,” kata pria yang akrab disapa HNW itu.
Apalagi, lanjut HNW, dalam waktu yang sama dengan provokasi Menteri Keamanan Israel itu, berulang pula insiden buruk, dibunuhnya anak Palestina berumur 15 tahun bernama Adam Iyyad, yang ditembak di bagian dadanya oleh aparat Israel di Bethlehem pada hari Selasa (3/1). Itu menambah jumlah puluhan anak Palestina yang tewas akibat teror Israel selama tahun 2022.
“PBB malah sudah menyatakan bahwa tahun 2022 merupakan tahun paling mematikan bagi rakyat Palestina dalam rentang waktu 16 tahun terakhir, maka sudah seharusnya Indonesia bersama negara-negara OKI dan PBB menjadikan tahun 2023 dan tahun-tahun mendatang sebagai momentum realisasi perdamaian dan kemerdekaan bagi anak dan rakyat Palestina, serta menghentikan penjajahan dan teror radikal Israel termasuk terhadap kondisi status quo masjid Al Aqsha,” tegas HNW.
Atas terjadinya berbagai insiden tragis di Palestina tersebut, HNW yang juga anggota DPRRI dari Dapil Jakarta II ini mengapresiasi sikap Indonesia membela Palestina dan masjid Al Aqsha, juga mendesak agar Pemerintah RI untuk lebih maju dan lebih serius dalam mengoreksi teror dan penjajahan Israel.
“Patut diapresiasi konsistensi sikap Kementerian Luar Negeri RI membela Palestina dan Masjid al-Aqsha dan terakhir dalam mengutuk kunjungan provokatif Menteri Israel Ben-Gvir ke masjid al-Aqsha,” kata HNW.
Namun mempertimbangkan pada dinamika penguatan Zionisme radikal dan kubu ekstrem kanan di Israel saat ini, maka semakin penting Indonesia mengambil langkah lebih maju dalam membela Palestina dan masjid Al Aqsha, dengan optimalisasi posisi Indonesia di dalam OKI dan PBB, agar dapat terselenggara sidang khusus dalam merespons tindakan provokatif dan teror Israel.
“Pun juga menyeriusi seruan Presiden Joko Widodo pada 2016 agar memboikot produk Israel yang dihasilkan di wilayah pendudukan, serta berbagai langkah lainnya yang lebih serius dan efektif untuk mengakhiri penjajahan dan mewujudkan kemerdekaan Palestina agar hak-hak Palestina serta keselamatan masjid Al Aqsha segera dapat diwujudkan, serta teror dan penjajahan Israel yang semakin brutal setiap harinya, dapat dikoreksi dan dihentikan,” tutup HNW.
red: adhila