Langkah Tepat Raih Manfaat Besar dari Al-Qur’an
Saudaraku sekalian, mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, setiap waktu. Terutama takut yang berupa harap dan tawakal hanya kepada-Nya. Dan, kecintaan kita kepada Allah Ta’ala, semoga bisa senantiasa meningkat dalam setiap waktu kehidupan kita.
Saat ini, kita akan membahas tentang bagaimana cara mengambil manfaat yang besar dari Al-Qur’an. Seorang Ahlul Quran berkata, mengapa Jibril dapat menjadi Ruhul Amin yang berarti malaikat yang terpercaya dan menjadi Ruhul Quds yang berarti malaikat yang suci? Karena Al-Qur’an diamanahkan untuk turun bersamanya.
Kenapa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi Khairul Bariyyah yang berarti sebaik-baik manusia? Karena kepadanya Al-Qur’an diturunkan. Mengapa Ramadhan menjadi bulan suci? Karena di dalam bulan itulah Al-Qur’an diturunkan. Dan, mengapa Lailatul Qadar menjadi lebih mulia dibandingkan seribu bulan lainnya? Karena, pada malam itulah Al-Qur’an diturunkan.
Sifat yang melekat pada Al-Qur’an yaitu Al-Kariim-lah maka semua yang melekat kepadanya menjadi mulia. Begitu pula dengan orang-orang yang di dalam hatinya melekat Al-Qur’an, mereka pastilah menjadi orang-orang yang mulia. Sekali lagi, orang-orang yang di dalam hatinya melekat Al-Qur’an dan kehidupan sehari-harinya bersama Al-Qur’an maka karamatul-Qur’an akan melekat dan membuatnya mulia.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membimbing dan menjaga kita dengan Al-Qur’an, sehingga kita dapat menikmati kemuliaan Al-Qur’an dan kedahsyatannya. Karena itu, khairul ayyam atau sebaik-baik hari dan khairus sa’ah atau sebaik-baik momen adalah ketika kita sedang bersama Al-Qur’an. Begitu pula, sehebat-hebat yang kita lihat adalah Al-Qur’an dan sehebat-hebat yang kita dengar adalah Al-Qur’an.
Empat Langkah
Lalu bagaimana kita bisa mendapatkan kehormatan untuk bersama Al-Qur’an dan meraih manfaatnya? Bahkan dapat bertadzakur bersama Al-Qur’an setiap harinya dengan mengingat Allah dan mengingatkan diri sendiri lewat Al-Qur’an?
Ada empat langkah agar kita mendapatkan pengaruh yang besar dari Al-Qur’an:
- Kita harus mengetahui siapa subjeknya. Yaitu, siapa yang mempengaruhi kita.
- Kita harus mempersiapkan objeknya, yaitu apa yang dipengaruhi dalam diri kita.
- Kita harus memenuhi syarat agar pengaruh tersebut dapat masuk ke dalam diri kita.
- Dan, apa penghalang yang bisa menghalangi diri kita mendapatkan pengaruh dari Al-Qur’an
Empat langkah yang dapat menjadi penyebab berkah Al-Qur’an ini tercantum dalam surat Qaf ayat 36-37:
وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّن قَرْنٍ هُمْ أَشَدُّ مِنْهُم بَطْشًا فَنَقَّبُوا۟ فِى ٱلْبِلَٰدِ هَلْ مِن مَّحِيصٍ
إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَن كَانَ لَهُۥ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى ٱلسَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ
“Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)? Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.”