Presiden Sebaiknya Pendidik
Mengapa Rasulullah Saw dikatakan sebagai pemimpin terhebat di dunia? Karena Rasulullah selain memimpin juga mendidik. Rasulullah memimpin perubahan bangsa Arab dari kebodohan kepada keilmuan. Rasul mendidik bangsa Arab selama 23 tahun sehingga menjadi bangsa terbaik di dunia saat itu.
Kerusakan sebuah negara adalah apabila pemimpinnya tidak bisa mendidik rakyatnya. Pemimpinnya otoriter sebagaimana kita saksikan banyak bangsa Arab saat ini, atau pemimpinnya bodoh atau suka bohong sebagaimana yang terjadi pada negeri ‘wakanda’.
Pemimpin yang pendidik akan membuat kebijakan kebijakan yang memuaskan rakyatnya. Dia bisa menjelaskan kebijakan yang diambil dengan berbagai pertimbangan pertimbangan rasional. Ia bisa memilih alternatif kebijakan yang terbaik diantara berbagai pilihan kebijakan yang ada.
Pemimpin yang pendidik ia akan mencerdaskan rakyatnya. Ia tidak takut berhadapan atau didemo rakyatnya ketika mengambil sebuah kebijakan. Karena kebijakannya dilaksanakan dengan pertimbangan yang matang. Pemimpin pendidik kalimat kalimatnya akan dikenang dan dijadikan pedoman bagi rakyatnya
Tjokroaminoto adalah pemimpin pendidik yang menggetarkan pemerintah kolonialis Belanda saat itu. Pidato pidato dan tulisannya menjadikan ia dijuluki pejabat Belanda ‘Raja Tanpa Mahkota’. Tjokro memimpin, menggerakkan dan mendidik rakyat agar bisa mandiri dan percaya diri dengan nilai nilai Islam yang mulia. Bukan mengambil nilai dari Belanda yang penuh kesombongan dan diskriminatif.
Tjokro (dan Agus Salim) mengadakan pelatihan pelatihan Keislaman di berbagai kota di Jawa, yang dihadiri tokoh tokoh muda Islam saat itu, seperti: Mohammad Roem, Agus Salim, Mohammad Natsir dan lain-lain. Tjokro yang mendidik para remaja di rumahnya Surabaya, seperti Soekarno, Semaun, Musso dan Kartosuwiryo. Sayangnya selepas dari pendidikan Tjokro mereka kebanyakan berguru pada tokoh tokoh marxis atau sosialis, kecuali Kartosuwiryo.
Nasihat Tjokro diantaranya, “Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar maka menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator.”
“Setinggi tinggi ilmu, sepintar pintar siasat dan sempurna murni tauhid.”
Natsir adalah pemimpin yang juga pendidik. Ia merintis pendidikan Islam di Bandung, terlibat dalam pemerintahan Soekarno dan mempelopori manajemen dakwah Islam yang mengesankan di tanah air. Natsir memberi contoh pada pidato, tulisan sekaligus tingkah laku. Para sarjana Barat mengakui akhlak mulia dalam dakwah dan politik Natsir.
Natsir misalnya menasihatkan, “Kita mengkader untuk mencetak jenderal-jenderal lapangan, bukan prajurit- prajurit”
“Kerjakan yang disenangi Allah, maka Allah akan wujudkan yang Anda senangi, binalah umat niscaya umat akan membinamu, tak usah dipikirkan yang tidak mungkin, kerjakan mana yang bisa, mulai dengan apa yang ada, karena yang ada itu sudah cukup untuk memulai.”
“Janganlah dipilih hidup ini bagai nyanyian ombak hanya berbunyi ketika terhempas di pantai. Tetapi jadilah kamu sebagai air bah, mengubah dunia dengan amalmu. Kipaskan sayapmu di seluruh ufuk, sinarilah zaman dengan nur imanmu, kirimkan cahaya dengan nur imanmu. Kirimkan cahayanya dengan yakinmu. Patrikan segala dengan nama Muhammad Saw.”