Wanita Anshar: Cermin Wanita Taat Syariat
Tahukan Anda, kaum yang pertama kali tanpa ragu menerima dakwahnya Rasul? Mempunyai peranan yang besar dalam dakwahnya Rasul? Ya, tentunya kaum Anshar. Kaum Anshar adalah penduduk asli Madinah dan mereka pula sebagai penolong (kaum Muhajirin yang berhijrah dari Makkah ke Madinah. Kaum Muhajirin pun menetap di Madinah, dan Anshar pun menyambutnya dengan tangan terbuka dan penuh sukacita.
Melihat sikap terbuka dari kaum Anshar, Rasulullah pun mempersaudarakan mereka. Subhanallah, kecintaan dan kedermawanan kaum Anshar kepada saudaranya sangat terlihat. Kaum Anshar sangat antusias menerima saudara-saudara seiman mereka. Sampai-sampai mereka membagi tempat tinggal dan makanan dengan senang hati. Bahkan, mengutamakan segala sesuatu bagi kaum Muhajirin melebihi diri mereka sendiri.
Tak heran jika Allah SWT mengabadikannya dalam Al-Qur’an surah Al-Hasyr ayat 9 yang artinya, “Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-Hasyr: 9)
Namun, jangan salah juga, kaum wanita Anshar pun mempunyai peranan yang sangat berpengaruh pada Islam seperti halnya kaum lelakinya. Wanita Anshar sangat terkenal dalam kepatuhan dan ketaatan menjalankan syariat-Nya. Ketika Allah dan Rasul-Nya memerintahkan sesuatu maka, “Sami’na wa atha’na” (kami dengar dan kami taat).
Sampai-sampai Aisyah ra memuji mereka. Al-Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah ra, berkata,” Semoga Allah merahmati kaum wanita yang hijrah pertama kali, ketika Allah menurunkan firman-Nya, “Dan hendaklah mereka mengenakan kain kerudung mereka diulurkan ke kerah baju mereka.”(QS. An-Nur: 31). Maka kaum wanita itu merobek kain sarung mereka (untuk dijadikan kerudung) dan menutup kepala mereka dengannya.
Begitu juga Abu Dawud telah mengeluarkan hadits dari Shafiyah binti Syaibah dari ‘Aisyah ra: Sesungguhnya beliau SAW, menuturkan wanita Anshar, kemudian beliau memuji mereka dan berkata tentang mereka dengan baik. Beliau SAW berkata,”Ketika diturunkan surah An-Nur: 31( tentang kewajiban memakai kerudung), maka mereka mengambil kain sarungnya kemudian merobeknya dan menjadikannya sebagai kain penutup kepala.”
Masya Allah, ketika turun ayat yang berkenaan dengan perintah berkerudung, maka wanita Anshar bersegera, tidak ragu lagi untuk melaksanakannya. Wanita Anshar adalah cerminan wanita shalihah yang taat syariat. Mereka selalu taat dan patuh atas perintah Allah dan selalu berusaha menjauhi yang dilarang-Nya.
Sebagai Muslimah, apakah kita sudah bisa sami’na wa atha’na (kami dengar dan kami taat) atas perintah dan larangan Allah SWT, seperti halnya wanita Anshar? Maka, belajarlah dari kaum wanita Anshar. Semoga Allah memberikan keberkahan dan keistiqamahan kepada kita dalam kepatuhan dan ketaatan atas syariat-Nya.[]
Siti Aisyah S.Sos.
Aktivis Dakwah, tinggal di Depok