Tolak Konser Coldplay di Indonesia, JATTI: Mereka Pendukung LGBT
Jakarta (SI Online) – Jalinan Alumni Timur Tengah se-Indonesia (JATTI) menyatakan penolakannya terkait rencana kehadiran band Coldplay di Indonesia.
“JATTI dan semua elemen ormas Islam pro penegakan akhlaq karimah menolak konser musik Coldplay asal Inggris di Jakarta dan wilayah Indonesia lainnya demi menyelamatkan generasi muda Indonesia dari bahaya dekadensi moral,” kata Ketua Pembina JATTI KH Muhyiddin Junaidi melalui pesan tertulisnya kepada Suara Islam, Sabtu (13/5/2023).
Kiai Muhyiddin menjelaskan alasan penolakannya, menurutnya grup musisi tersebut, terutama vokalisnya Chris Martin disinyalir pro LGBT global secara nyata.
“Sementara Indonesia negara yang menolak dan mengharamkan LGBT (lesbian gay biseks dan transgender). Ini sesuai dengan fatwa MUI 2014 karena sangat berbahaya bagi keberlangsungan hidup umat manusia dan kepunahannya,” jelas Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Apalagi, kata Kiai Muhyiddin, virus radikal dan ektrim dekadensi moral pasti bisa meracuni generasi milenial negeri ini. Bonus demografi yang dimiliki Indonesia akan menjadi tanpa makna dan sia-sia.
“Dengan demikian, slogan Indonesia Emas 2045 sulit diwujudkan jika generasi muda mengalami kerapuhan spiritual dan cenderung hanya menjadi generasi hedonis dan materialistis,” tuturnya.
Mantan Wakil Ketua Umum MUI itu menilai, tanpa disadari bahwa virus LGBT merebak pesat di kota-kota besar dan wilayah penyangga Indonesia. “Pemerintah memang terkesan kurang peka terhadap bahaya LGBT,” tandasnya.
Seperti diketahui, Coldplay rencananya akan menggelar konser pertama kali di Jakarta pada 15 November 2023 di Stadion Gelora Bung Karno.
Konser ini merupakan tur dari band asal Inggris dengan tema ‘Coldplay Music of The Spheres World Tour’ pada tahun 2023.
red: adhila