Mengapa ‘Kelompok Islam Modernis’ Tidak Kompak Mendukung Anies?
Bergabungnya Partai Bulan Bintang (PBB) mendukung Prabowo dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendukung Ganjar, tentu menjadi pertanyaan. Sebab di kalangan masyarakat, terutama relawan Muslim di berbagai daerah, merekakebanyakan mendukung Anies.
Arus bawah umat Islam, dari kalangan Muhammadiyah, Persis, Hidayatullah, Dewan Da’wah dan yang lain, kebanyakan mendukung Anies. Itu yang saya temui. Saya juga menjadi anggota relawan Anies (Rekanan, Rekan Anies Baswedan) agar mengetahui pergerakan relawan seluruh Indonesia lebih jauh.
Maka jangan heran ketika PPP mendukung Ganjar, dari kalangan PPP sendiri bergejolak. Banyak aktivis PPP yang menyatakan tetap akan mendukung Anies, meski pimpinan PPP bulat mendukung Ganjar. Diantaranya adalah Gerakan Pemuda Ka’bah di Jawa Tengah.
Dukungan kemarin PBB ke Prabowo (24/7) nampaknya adem ayem saja ditanggapi netizen atau masyarakat. Saya mencoba melihat Twitter resmi DPP Partai Bulan Bintang (@OfficialDPP_PBB). Hampir tidak ada yang menanggapi berita tentang dukungan PBB ke Prabowo ini. Hanya satu orang yang menanggapi. Yaitu Negaraku Indonesia @SrikayaNona. Ia menyatakan,” Lihat aja, nasibnya sama dengan pemilu 2019, tidak lolos treshold.”
Sayang sebenarnya, PBB sebenarnya adalah Partai Islam yang diharapkan menjadi salah satu wadah aspirasi umat Islam. Dukungan PBB ke Jokowi 2014 dan 2019, menjadikan PBB banyak ditinggalkan pemilihnya sendiri.
Apakah dukungan PBB ke Prabowo akan menambah suara PBB di pemilu 2024? Rasanya sulit. Kekecewaan masyarakat Islam karena bergabungnya Prabowo dalam kabinet Jokowi menjadikan banyak kalangan Islam mencari alternatif presiden selain Prabowo. Dan disitu ketemulah Anies.
Maka jangan heran di berbagai daerah masyarakat membludak menyambut kehadiran Anies. Latar belakang Anies yang kakeknya Masyumi dan pejuang tanah air, makin mengentalkan masyarakat untuk mendukungnya. Anies juga mempunyai kemampuan yang cukup untuk memimpin negeri ini. Di samping pengalamannya memimpin sejak mahasiswa, ia juga pernah menjadi gubernur dan menteri, serta intelektual yang diakui dunia internasional.
Anies diharapkan banyak masyarakat membawa Indonesia menjadi negeri adil dan makmur serta diperhitungkan dalam pergolakan ekonomi politik dunia. Ia akan memperhatikan aspirasi mayoritas masyarakat Islam, tanpa menzalimi kaum minoritas. Keadilan, itulah yang sering dipidatokan Anies. Sebagaimana para Nabi, seperti disebutkan dalam Al-Qur’an, salah satu misinya adalah menegakkan keadilan bagi manusia.
Seorang teman dekat saya dari PBB menyatakan, ‘ya kan kita tidak tahu siapa yang jadi. Siapa tahu Prabowo yang jadi, maka ada orang kita.’ Ucapan ini mirip ucapan seorang kiai NU ternama yang waktu itu dukung Jokowi, karena pasangannya Jusuf Kalla.
Tapi apa yang terjadi? Jusuf Kalla yang pernah jadi wapres Jokowi, akhirnya kecewa dengan Jokowi. Maka jangan heran sekarang ia dukung habis-habisan Anies untuk melawan kandidat yang dijagokan Jokowi, Luhut dan Mega.
Pimpinan PBB tentu ada analisanya tersendiri mendukung Prabowo. Apakah karena melihat hasil survei Menhan ini selalu unggul atau posisi Prabowo yang di tengah diantara pertarungan Anies vs Ganjar, atau apa, kita tidak tahu persis.
Tapi yang jelas Anies sekarang didukung dua partai Islam, yaitu PKS dan Partai Ummat serta dua partai nasionalis Partai Demokrat dan Partai Nasdem. Ditambah relawan yang bergerak di seluruh Indonesia, kesempatan Anies menang cukup besar.