AMIN Bisa Kalah, Kalau Sikap PKB Masih seperti Gus Yusuf
Sebagai warga Jakarta, sekaligus bagian dari umat Islam Ibu Kota yang ikut serta dalam sejumlah Aksi Bela Islam pada 2016 silam, saya cukup prihatin dengan potongan video Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah KH M Yusuf Chudori atau Gus Yusuf yang beredar di media sosial, terutama Facebook.
Dalam video berdurasi 4 menit 2 detik yang mulanya seperti diunggah oleh akun Tiktok PKB Nganjuk (@pkbnganjukjatim) itu, Gus Yusuf menceritakan tentang dirinya –yang menurut klaim dia– hasil dialog empat mata selama 1,5 jam dengan bakal calon presiden Anies Baswedan. (Di akun TikTok PKB Nganjuk saat ini video tersebut sudah tidak ada lagi).
Video itu sepertinya dipotong dari sebuah ceramah panjang. Maksudnya untuk meyakinkan warga Nahdliyin tentang bacapres Anies yang dipasangkan dengan Ketum PKB Gus Imin.
Ada dua poin yang disampaikan Gus Yusuf. Pertama soal ideologi. Kedua soal hubungan Anies dengan kelompok 212.
Dalam ceramah itu, Gus Yusuf mengaku menanyakan kepada Anies tentang ideologi. Soal ini ditanyakan, karena Gus Yusuf mengeklaim Anies sulit diterima oleh warga PKB sebab selama ini mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah di-framing sebagai seorang radikal.
Anies, klaim Gus Yusuf, lantas menjawab bila dirinya bukanlah seorang radikal. Anies mengaku sama dengan Gus Yusuf, dan bahkan ia juga mengaku pernah menjadi santri di Pesantren Pabelan selama tiga tahun.
Singkat cerita, karena Anies ternyata juga pernah nyantri, maka Gus Yusuf pun bertanya kepada audiens, “Masuk gak ini kiro-kiro?”
Soal yang pertama ini saya kira tidak menjadi masalah. Kalau Anda rajin mengikuti media sosialnya Anies Baswedan, Anda akan menemukan dokumentasi kegiatan Anies pada 12 Agutus 2023 lalu di Pabelan. Anies datang ke pondok tersebut dan disambut dengan banner “Alumni Pulang.”
Kedua, Gus Yusuf mengaku bertanya kenapa Anies bisa radikal dengan mengikuti kelompok 212.
Ini sejatinya pertanyaan aneh, wong pada pertanyaan pertama soal radikal sudah dibantah, kok pertanyaan lanjutannya masih seolah memaksakan bahwa Anies harus radikal.
Anies, kata Gus Yusuf, menjawab bahwa soal 212 itu terkait Pilgub DKI Jakarta 2017. Mengeklaim menirukan Anies, Gus Yusuf mengatakan bahwa dalam Pilgub DKI Anies melawan Ahok yang didukung kekuatan besar, baik kekuatan birokrasi, maupun dana. Nah, Anies -kata Gus Yusuf- mengaku tidak punya apa-apa untuk melawan kekuatan itu. Anies mengaku yang dipunya hanya satu, Allahu Akbar.
Karena itu, kata Gus Yusuf, Anies disebutnya menyepakati kampanyenya dengan Allahu Akbar. Dan terbukti Allahu Akbar-lah yang menang. “Ini soal EO“, kata Gus Yusuf menirukan.