Di Sidang PBB, Emir Qatar Serukan Dunia Dukung Palestina
Doha (SI Online) – Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dalam pidatonya pada sidang ke-78 Majelis Umum PBB di New York, menyerukan dunia untuk mendukung rakyat Palestina dalam menemukan solusi politik yang adil.
“Tidak dapat diterima bagi rakyat Palestina untuk tetap menjadi tawanan kesewenang-wenangan pendudukan pemukim Israel, dan penolakan terhadap solusi politik yang adil sesuai dengan prinsip legitimasi internasional,” kata Sheikh Tamim dikutip dari Anadolu, Sabtu (23/9).
Dia mengatakan kegagalan organisasi-organisasi internasional terus memberikan kesempatan bagi Israel “untuk melemahkan fondasi solusi dua negara melalui perluasan pemukiman.”
Pemimpin Qatar itu juga berbicara tentang serangan terhadap tempat-tempat suci di Yerusalem, penggunaan kekerasan terhadap warga Palestina dan pembatasan di Jalur Gaza.
Dia mengatakan Doha memberikan dukungan politik, kemanusiaan dan pembangunan kepada “persaudaraan rakyat Palestina” dan berkontribusi terhadap pembangunan kembali Jalur Gaza, yang “terguncang akibat blokade.”
Emir mengatakan krisis di Suriah “masih menunggu penyelesaian komprehensif melalui proses politik yang mengarah pada transisi politik.”
Sheikh Tamim juga menyinggung perang saudara yang sedang berlangsung di Sudan, dengan mengatakan, “Kami mengutuk kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil di ibu kota Khartoum dan wilayah Darfur.”
Dia menyerukan “permintaan pertanggungjawaban dari para pelaku,” dan menekankan para pihak menghentikan pertempuran.
Dia menegaskan, dukungan Qatar terhadap semua upaya regional dan internasional untuk memfasilitasi tercapainya gencatan senjata dan mengadakan dialog antara kekuatan politik di Sudan untuk masa depan negara itu.
Mengenai isu Lebanon, pemimpin tersebut menekankan perlunya menemukan “solusi berkelanjutan” terhadap kekosongan politik, dan membentuk pemerintahan yang mampu memenuhi aspirasi rakyat Lebanon dan mengeluarkan mereka dari krisis ekonomi dan pembangunan.
Dia juga berbicara tentang Yaman, Libya, Afghanistan, dan rekonsiliasi baru-baru ini antara Iran dan Arab Saudi, dan menyerukan “solusi damai radikal” untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Mengenai insiden pembakaran salinan Al-Quran di sejumlah negara Eropa, Emir Qatar mengatakan “tidak masuk akal bagi kita untuk terganggu oleh orang bodoh atau orang yang bias setiap kali dia memprovokasi kita dengan membakar Al-Quran atau oleh bentuk-bentuk hal sepele lainnya.”
“Al-Quran terlalu suci untuk dinodai oleh orang yang tidak berakal,” kata dia, sambil menambahkan bahwa “mengorbankan kesucian yang dimiliki orang lain dengan sengaja tidak boleh dilihat sebagai contoh kebebasan berekspresi.” tandas Syeikh Tamim.
sumber: anadolu