JATTI Dorong Dunia Islam Berdiri Tegak Bersama Perjuangan Palestina
Jakarta (SI Online) – Pengurus Pusat Jalinan Alumni Timur Tengah di Indonesia (JATTI) mengeluarkan pernyataan untuk menyikapi eskalasi yang terjadi di Gaza Palestina. Saat ini Pejuang Palestina sedang mengalami agresi oleh penjajah Israel dan melakukan serangan balasan lewat operasi “Badai Al-Aqsha”.
Dalam pernyataan sikapnya, JATTI mengungkapkan bahwa Masjid Al-Aqsha sebagai bumi Isra Rasulullah SAW telah mengalami penistaan dari Yahudi Zionis dan radikalis sejak munculnya penjajahan Israel di Palestina. Puncak penistaan terbaru adalah pembiaran dari pihak Israel terhadap pelaksanaan ritual-ritual ibadat Yahudi yang terlarang di dalam Masjid Al-Aqsha sejak awal tahun baru Ibrani pada September 2023 kemarin.
“Di saat bersamaan, kaum muslimin Palestina di sekitar Al-Quds yang berusaha keras menjaga kesucian Masjid Al-Aqsha justru mendapatkan tindakan kekerasan. Ketika dunia terdiam dan para pemimpinnya tidak berbuat apapun untuk merespon pelanggaran-pelanggaran Israel terhadap bumi Isra Rasulullah SAW tersebut, pejuang perlawanan Palestina di Gaza dengan gagah berani dan tekad kuat mengambil tindakan yang merupakan hak rakyat Palestina dan umat Islam untuk menghukum pelanggaran-pelanggaran Israel tersebut,” ujar Ketua Umum JATTI KH Bachtiar Nasir dalam pernyataan sikapnya, Senin (9/10/2023).
Ia melanjutkan, pada Sabtu (7/10/2023) komando operasi dengan sandi “Taufan Al-Aqsha” yang artinya “Badai Aqsha” berhasil menampakkan kelemahan dan kegagalan penjajah Israel dalam menghadapi kekuatan dan strategi pejuang perlawanan Palestina. Melalui udara dengan paralayang dan darat dengan mobil serta berjalan kaki, pejuang dan rakyat Palestina di Gaza yang telah 16 tahun diblokade berhasil merobohkan pembatas-pembatas Israel.
Pria yang akrab disapa UBN (Ustaz Bachtiar Nasir) itu mengatakan, usaha awal “Taufan Al-Aqsha” ini berhasil menguasai pemukiman-pemukiman ilegal Israel yang dibangun di sekitar Gaza. Peralatan militer dan beberapa tawanan dari pihak Israel berhasil direbut. Operasi Taufan Al-Aqsha ini dimulai di saat yang strategis dimana penjajah Israel berada di puncak kezalimannya terhadap Al-Aqsha dan sedang terlena dengan pelanggaran mereka. Terlebih, hari Sabtu menjadi hari libur dan lengah bagi mereka. Sekali lagi, ini menunjukkan kesiapsiagaan perlawanan Palestina dan kelengahan dan kelemahan penjajah Israel.
“Namun tentu saja, rakyat Palestina serta para pejuang telah mengetahui dengan pasti bahwa bersamaan dengan kemenangan besar ini ada ancaman besar lainnya yang menanti mereka. Penjajah Israel tentu tidak akan diam dipermalukan dengan hukuman yang memang sudah seharusnya mereka terima. Serangan dan kezaliman berikutnya dari para penjajah Israel akan mereka lancarkan dan merengek kepada negara-negara pro zionis agar menekan perlawanan Gaza,” ujar UBN.
Oleh karena itu, lanjut UBN, mendengar dan menyaksikan beragam informasi kebiadaban yang dilakukan oleh Zionis Israel dari berbagai sumber baik cetak maupun media Elektronik, Pengurus JATTI menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Bangga dan bersyukur atas keberanian dan kemenangan Taufan Al-Aqsha yang dilakukan oleh para pejuang perlawanan dan rakyat Palestina. Menekankan bahwa perlawanan terhadap penjajah adalah hak yang melekat pada rakyat Palestina yang terjajah hingga mereka mendapatkan kemerdekaannya denganAl -Quds menjadi ibu kotanya.
2. Sangat prihatin dengan kekerasan yang terjadi di Palestina dalam beberapa bulan terakhir, dan menyatakan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada mereka yang wafat dengan iringan doa semoga mereka mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. PP JATTI mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan oleh penguasa dan tentara zionis Israel terhadap warga sipil Palestina yang tidak berdosa. Membunuh manusia yang tidak berdaya adalah perbuatan yang tidak berperikemanusiaan, kejahatan yang sama nilainya dengan membunuh seluruh umat manusia, pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Hak-hak Masyarakat Sipil yang dilindungi oleh hukum Internasional, yang dilakukan oleh pemerintah zionis Israel yang sama sekali tidak menghormati dan menjunjung nilai kemanusiaan.