Korban Agresi Genosida di Gaza Terus Bertambah: 4137 Gugur Syahid dan 13.162 Terluka
Gaza (SI Online) – Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan, pada Jumat malam, bahwa jumlah syuhada yang tewas di Jalur Gaza bertambah menjadi 4137 warga, jumlah korban luka mencapai 13.162 orang dengan berbagai luka sejak dimulainya agresi pendudukan yang meluas pada 7 Oktober.
Dilansir Pusat Informasi Palestina, Sabtu (22/10/2023), Juru Bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qudra mengatakan dalam konferensi pers, pendudukan Israel melakukan pembantaian terhadap 521 keluarga, merenggut nyawa 3109 martir dan sejumlah besar korban masih berada di bawah reruntuhan.
Ia membenarkan telah menerima 1400 laporan orang hilang di bawah reruntuhan, termasuk 720 anak-anak.
Ia menyebutkan bahwa pendudukan Israel melakukan 37 pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, menewaskan 352 martir dan melukai 669 orang dengan berbagai luka selama 24 hari terakhir.
Sebanyak 7 rumah sakit tidak dapat beroperasi akibat sasaran Israel dan kehabisan bahan bakar, serta 21 pusat kesehatan tidak dapat beroperasi karena kehabisan bahan bakar.
Sementara sebanyak 46 personel medis tewas, 85 lainnya terluka, dan 23 ambulans hancur dan tidak dapat digunakan selama agresi Israel.
Pihak Depkes Palestina menyatakan bahwa pendudukan Israel melakukan pembantaian yang mengerikan akibat menyasar Gereja Ortodoks Yunani di Gaza tengah.
Pembantaian tersebut menyebabkan syahidnya 20 warga, termasuk 18 warga Kristen, dan dua warga Muslim lainnya, serta melukai puluhan orang, menurut kantor media pemerintah.
Dia berkata, pembantaian Gereja Ortodoks Yunani mencampurkan darah keluarga Kristen dan Muslim yang mencari perlindungan di gereja untuk mencari perlindungan dan menghindari pemboman.
Ia menegaskan bahwa pendudukan Israel menghapus keluarga Kristen dari catatan sipil Palestina di wilayah Gereja Ortodoks Yunani.
Ia menilai bahwa keberanian pendudukan Israel untuk melakukan pembantaian yang mengerikan di Gereja Ortodoks Yunani dan membunuh anak-anak, wanita, dan warga negara sipil, umat Kristen dan Muslim, setelah pembantaian di Rumah Sakit Baptis, merupakan kelanjutan dari rangkaian pembersihan etnis.
Ia mencontohkan, Kementerian Kesehatan berupaya untuk melanjutkan layanan cuci darah, penitipan anak, persalinan yang aman, operasi caesar, onkologi, vaksinasi dan layanan penting lainnya, selain layanan pengobatan bagi yang terluka akibat agresi, dengan kemampuan yang tersedia.
Ia menekankan bahwa berlanjutnya agresi Israel dan pengungsian ribuan warga menghambat akses pasien ke rumah sakit, sehingga menimbulkan ancaman bagi nyawa mereka.
Ia meminta komunitas internasional untuk menghentikan agresi Israel dan menghentikan pembantaian yang mengakibatkan percampuran darah Muslim dan Kristen di Jalur Gaza.
Ia juga menyerukan komunitas internasional untuk menghentikan pelanggaran yang sedang berlangsung terhadap tenaga kesehatan, institusi dan ambulans, dan untuk mempercepat pengiriman pasokan medis dan bahan bakar ke rumah sakit yang mengalami kekurangan dalam semua kapasitan pengobatannya.
sumber: infopalestina