Israel Kembali Serang Jabalia, Wilayah Terpadat Penduduknya di Gaza
Gaza (SI Online) – Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan pada Rabu (1/11) bahwa pasukan pendudukan Israel menggelar pembantaian baru di Jabalia, utara Gaza.
Serangan udara zionis Israel menghancurkan banyak rumah secara utuh di saat masih dihuni. Sejumlah sumber mengatakan bahwa jumlah korban jiwa diperkirakan puluhan orang termasuk korban yang di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.
Juru bicara Pertahanan Sipil di Jalur Gaza membenarkan bahwa pasukan pendudukan zionis membombardir pemukiman di Jabalia yang menyebabkan banyak korban jiwa.
Banyak dari mereka masih berada di bawah reruntuhan akibat pembantaian kedua yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel di Jabalia dalam waktu kurang dari 24 jam. Seluruh keluarga gugur syahid dalam pembantaian tersebut.
Pesawat tempur pendudukan membombardir kawasan Bundaran Asy-Syahid “Al-Faluja” di Jabalia, dan juga menarget sebuah rumah di Jalan Al-Alami di dalam Kamp Jabalia.
Merespon kabar pembantaian kedua terhadap warga sipil di Jabalia, gerakan Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengecam tindakan kriminal pendudukan zionis.
“Pendudukan kembali melakukan pembantaian hari ini, di kamp Jabalia di Al-Faluja dalam waktu kurang dari 24 jam, setelah serangkaian panjang pembantaian mengerikan di Jalur Gaza. Hal ini akan tetap menjadi aib bagi umat manusia dan komunitas internasional yang diam dan mengawasi.”
Hamas menegaskan kembali seruannya kepada negara-negara Arab dan Islam serta warga dunia yang masti memiliki hati nurani dari komunitas internasional yang hanya menonton untuk bertanggung jawab secara politik dan moral mereka guna menghentikan kriminalitas entitas zionis fasis jahat ini yang menamakan diri Israel ini. Kebrutalan dan kesadisannya telah melampaui batas, tegasnya.
Korban Terluka dan Pasien Tanpa Rumah Sakit
Kementerian Kesehatan memperingatkan dalam pernyataannya tentang risiko dan bahaya 16 rumah sakit tidak dapat beroperasi karena sasaran Israel dan kehabisan bahan bakar.
Rumah sakit terakhir yang tidak berfungsi adalah Rumah Sakit Kanker Persahabatan Turki-Palestina, yang baru-baru ini menjadi sasaran serangan pendudukan dengan mengebom sebuah pusat kesehatan, dan sekitarnya menjadi rentan terhadap operasi militer darat.
Kementerian menyatakan bahwa nyawa 70 pasien kanker di rumah sakit telah menjadi ancaman serius, karena jumlah penderita kanker di Jalur Gaza mencapai lebih dari 2000 pasien yang hidup dalam kondisi kesehatan yang sangat buruk akibat agresi Israel yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Direktur Rumah Sakit Persahabatan Turki di Gaza, Sobhi Skaik, membenarkan kepada Al-Mayadeen bahwa generator listrik rumah sakit tersebut mati pada pagi hari karena kehabisan bahan bakar dan meminta dunia untuk memperhatikan “pasien kanker yang berisiko terkena penyakit ini yang bisa menjurus kepada kematian karena kehabisan bahan bakar.
Skaik menambahkan bahwa dunia telah menvonis kematian pasien kanker di Gaza. Ada beberapa obat dan formulasi terapi untuk pasien kanker yang hanya dapat disediakan di rumah sakit ini, maka jika tidak beroperasi akan berbahaya.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan kemarin, Rabu, bahwa jumlah syuhada telah meningkat menjadi 8796 syuhada pada hari ke-26 agresi pendudukan terhadap Jalur Gaza, termasuk 3648 anak-anak dan 2290 perempuan.
sumber: infopalestina