Korban Syuhada Palestina Tembus 13 Ribu Orang, 5500 Anak-anak dan 3500 Perempuan
Gaza (SI Online) – Kantor media pemerintah mengumumkan bahwa jumlah syuhada dan korban tewas akibat agresi Israel di Jalur Gaza telah bertambah drastis menjadi lebih dari 13 ribu orang, 5500 di antaranya anak-anak dan 3500 perempuan.
Dilansir Pusat Informasi Palestina, Senin (20/11/2023), Direktur Jenderal Kantor Media Palestina mengungkapkan dalam konferensi pers pada Ahad malam di hari 44, perang kriminal ala Nazi-Israel di Jalur Gaza terus berlanjut.
Perang terhadap rumah sakit dan rumah penampungan pengungsi terus berlanjut. Bahkan perang genosida dan pemusnahan massal meningkat terhadap ribuan rakyat Palestina kami yang hingga kini masih bertahan dan bersabar mempertahankan tanah airnya.
Jumlah korban tenaga medis bertambah menjadi 201 dokter, perawat, dan paramedis, sedangkan 22 aparat pertahanan sipil syahid, dan 60 jurnalis juga gugur syahid. Terakhir adalah syahidnya jurnalis, Bilal Jadallah, kepala Yayasan Gedung Pers.
Total pembantaian yang dilakukan oleh tentara pendudukan “Israel” berjumlah lebih dari 1330 pembantaian, dan jumlah orang hilang meningkat menjadi lebih dari 6000 orang hilang baik di bawah reruntuhan atau tubuh mereka tergeletak di jalanan dan jalan raya, sehingga menghalangi siapa pun untuk mencapainya, termasuk lebih dari 4000 anak-anak dan perempuan.
Jumlah korban luka telah melampaui 30.000 orang, lebih dari 75% di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.
Pejabat media pemerintah menegaskan, jumlah kantor pusat pemerintah yang hancur mencapai 97 kantor pusat pemerintah, dan (262) sekolah, termasuk 65 sekolah yang tidak berfungsi.
Sementara jumlah masjid yang hancur total mencapai 83 masjid, dan jumlah masjid yang hancur sebagian mencapai 166 masjid, selain menyasar 3 gereja.
Jumlah unit rumah yang hancur total berjumlah 43.000 unit rumah, 225.000 unit rumah rusak sebagian. Artinya sekitar 60% unit rumah di Gaza Jalur tersebut terkena dampak agresi, mulai dari perusakan total, tidak layak huni, dan perusakan sebagian.
Sebanyak 25 rumah sakit dan 52 pusat kesehatan tidak berfungsi. Israel menarget 55 ambulans, dan puluhan ambulans tidak berfungsi karena kehabisan bahan bakar.
Kantor media menilai pendudukan Israel dan komunitas internasional bertanggung jawab penuh atas kejahatan yang sedang berlangsung dalam perang Israel di Jalur Gaza. Kami menyerukan negara-negara di dunia bebas untuk memberikan tekanan untuk menghentikan perang dan kejahatan ini itu memalukan bagi umat manusia.
Israel dan komunitas internasional disebutnya bertanggung jawab penuh atas pendudukan, penghancuran, dan vandalisasi Kompleks Medis Al-Shifa, mengubahnya menjadi barak militer dan pusat penyelidikan dan pembunuhan, serta mengubahnya menjadi barak dan kuburan massal.
Pejabat Palestina ini mendesak negara-negara di dunia yang merdeka, organisasi, badan, dan lembaga internasional untuk membebaskan Kompleks Medis Al-Shifa dari tentara “Israel”, memindahkan tentara, tank, dan pesawat dari kampus rumah sakit dan wilayah udara, dan segera dan segera memasok bahan bakar kepada rumah sakit tersebut dan seluruh rumah sakit agar rumah sakit tersebut dapat kembali menjalankan misi kemanusiaan, medis, dan kesehatannya.
Dia menyerukan pembukaan penyeberangan Rafah untuk membawa bantuan dan pasokan medis, serta bahan bakar, ke rumah sakit-rumah sakit ini sebagai bagian dari dimulainya kembali rumah sakit tersebut dan segera kembali bekerja.
Dia juga meminta semua serikat dan badan pers internasional, regional dan global untuk bekerja keras melindungi jurnalis Palestina dan profesional media yang menjadi fokus penargetan, dan untuk membentuk jaringan perlindungan nyata bagi jurnalis agar mereka bisa mendapat liputan media yang aman. Sebab pendudukan Israel berusaha mengaburkan fakta-fakta Palestina dan mempropagandakan narasi “Israel” yang dimanipulasi.
sumber: infopalestina