Korban Meninggal Akibat Agresi Biadab Israel Tembus 18 Ribu Orang
Gaza (SI Online) – Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan pada Senin (11/12), bahwa jumlah korban Palestina akibat agresi Israel di Jalur Gaza melebihi 18.000 orang, sementara jumlah korban luka mencapai hampir 50.000 orang.
Sementara itu, pendudukan zionis Israel terus melakukan tindakan kejahahatan dan serangan serta mengepung Rumah Sakit Kamal Al-Adwan dan menyerbu sekolah-sekolah yang menampung pengungsi dan warga sipil yang tidak berdaya dan mengusir mereka dari sana.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qudra mengatakan dalam konferensi pers 66 hari setelah agresi Israel, bahwa jumlah korban agresi “meningkat menjadi 18.205 orang syahid dan 49.645 orang terluka” sejak 7 Oktober lalu.
Al-Qudra menjelaskan, “Selama beberapa jam terakhir, pendudukan melakukan 19 pembantaian mengerikan dan genosida di lingkungan pemukiman dan tempat perlindungan di semua wilayah, termasuk wilayah yang diklaim aman oleh pendudukan.”
Ia menceritakan kedatangan 208 orang yang mati syahid dan 416 orang yang terluka ke rumah sakit, dan sejumlah besar korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalan, dan pendudukan masih menghalangi ambulans untuk menjangkau mereka dan membuat korban luka mengalami pendarahan hingga mati.
Tentara pendudukan Israel dengan sengaja menargetkan 137 institusi dan menghentikan layanan 22 rumah sakit dan 46 pusat perawatan primer, menurut Al-Qudra.
Tentara pendudukan Israel sengaja menghancurkan sistem kesehatan di Gaza utara yang menyebabkan kematian ratusan orang yang terluka dan sakit serta menempatkan penduduk dalam siklus kematian.
Sementara situasi kesehatan di rumah sakit di Jalur Gaza selatan berubah menjadi bencana dan tak tertahankan, dan tim medis telah kehilangan kendali menghadapi banyaknya korban luka dan kurangnya kemampuan terapeutik dan klinis, tegas Al-Qudra.
Ia menyatakan bahwa situasi kesehatan di tempat penampungan berubah menjadi bencana besar dan memilukan dan mengungkapkan ketakutannya bahwa ratusan ribu orang berisiko meninggal, terutama kelompok rentan, sebagai akibat dari penyebaran epidemi, penyakit menular, kekurangan gizi, dan kekurangan gizi, air minum dan kebersihan pribadi.
Al-Qudra juga menjelaskan tim kesehatan yang menangani 325.000 kasus pasien dengan penyakit menular yang tiba di pusat kesehatan dari pusat penampungan, dan menunjukkan bahwa jumlah sebenarnya akan jauh lebih tinggi dari itu, yang menandakan bencana kesehatan yang fatal.
Pelanggaran Terhadap Tenaga Kesehatan Berlanjut
Otoritas pendudukan Israel masih menangkap 36 kader aktif di bidang kesehatan, terutama Muhammad Abu Salamiya, Direktur Jenderal Kompleks Medis Al-Shifa, dalam kondisi yang tidak manusiawi.
“Agresi Israel terhadap sistem kesehatan menyebabkan syahidnya 296 petugas kesehatan dan ratusan di antaranya terluka.” Imbuhnya.
Al-Qudra menjelaskan bahwa mekanisme yang digunakan untuk mengevakuasi korban luka lemah dan tidak berguna, dan ratusan korban luka telah meninggal saat mereka menunggu giliran untuk dirawat di luar negeri dan menyerukan untuk menemukan mekanisme pengobatan yang efektif di luar negeri untuk menyelamatkan nyawa dari mereka yang terluka.
Zionis Kepung Rumah Sakit Kamal Adwan
Dalam konteks terkait, pasukan pendudukan terus mengepung Rumah Sakit Kamal Adwan, di Gaza utara, dan menargetkan pasien, korban luka, dan staf medis.
Direktur rumah sakit, Dr. Ahmed Al-Kahlot, mengatakan bahwa tentara pendudukan mengebom departemen kebidanan dan ginekologi selama beberapa jam terakhir.
Dia mengungkapkan bahwa drone tentara pendudukan membom siapa pun yang keluar atau masuk rumah sakit.
Dia menekankan bahwa kondisi di rumah sakit “sangat sulit” mengingat pengepungan yang dilakukan oleh tentara pendudukan.
Dia berkata, “Tidak ada listrik, air, atau makanan di rumah sakit.”
Dia menegaskan dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera bahwa pasukan pendudukan menargetkan sistem air rumah sakit, memaksa tim medis untuk menggunakan air tanah.
Sejak awal perang di Jalur Gaza, pasukan pendudukan telah melakukan serangkaian kejahatan terhadap rumah sakit di Jalur Gaza, menewaskan ratusan staf medis, korban luka, wanita, anak-anak dan pasien yang ada di dalamnya.
Menyerbu Sekolah dan Usir Pengungsi
Anadolu Agency mengutip saksi mata yang mengatakan bahwa pasukan Israel menyerbu sekolah, mengusir perempuan dan anak-anak dari sekolah tersebut, dan menangkap para pria.
Para saksi melaporkan bahwa ketakutan terjadi di kalangan perempuan dan anak-anak yang meninggalkan sekolah di bawah deru peluru dan tembakan bom Israel.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan adanya ketakutan terhadap nyawa ratusan ribu pengungsi akibat penyebaran epidemi dan penyakit menular di tempat penampungan.
Hal ini terjadi ketika sekolah, berbagai pusat penampungan, dan rumah sakit dipenuhi oleh puluhan ribu pengungsi.
86 Jurnalis Gugur
Pada saat yang sama, kantor media pemerintah di Jalur Gaza mengumumkan bahwa jumlah jurnalis yang mati syahid selama perang Israel meningkat menjadi 86 orang.
Kantor tersebut mempublikasikan nama-nama jurnalis tersebut, yang terakhir adalah Muhammad Abu Samra, yang gugur syahid kemarin, Minggu.
Kantor media pemerintah di Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Pembunuhan Israel terhadap jurnalis Palestina terjadi dalam upaya untuk memutarbalikkan narasi Palestina dan mengaburkan kebenaran.”
sumber: infopalestina