Agresi Biadab Israel Masuki Hari ke-69, Kejahatan Genosida Terus Berlanjut
Gaza (SI Online) – Agresi brutal Zionis terhadap Jalur Gaza hari ini Kamis memasuki hari ke-69 berturut-turut dengan melanjutkan perang berdarah, mengintensifkan serangan udara dan tembakan artileri.
Pasukan penjajah melakukan sejumlah pembantaian, melanjutkan kekejaman terhadap warga sipil di wilayah, termasuk eksekusi lapangan dan eksekusi massal, penangkapan. Kejahatan genosida dan operasi pembersihan etnis berlanjut. Situasi kemanusiaan diprediksi pasti menjurus kepada bencana.
Jumlah syuhada akibat penggerebekan Israel tadi malam terhadap dua rumah milik keluarga Abu Dabbah dan Ashour di Rafah, selatan Jalur Gaza, bertambah menjadi 27 orang syahid, termasuk 14 orang dalam aksi pengeboman rumah keluarga Abu Dabbah. di kamp Shaboura.
Sedikitnya 26 orang gugur syahid akibat pesawat pendudukan yang membom rumah keluarga Karira di lingkungan Al-Daraj di Kota Gaza.
Penembakan artileri terus berlanjut di seluruh Jalur Gaza, terutama di wilayah yang menjadi saksi serangan Israel.
Hujan dan cuaca dingin di Jalur Gaza memperparah penderitaan ratusan ribu pengungsi. Ratusan tenda yang didirikan di ladang, lahan pertanian, dan pusat pengungsian tenggelam.
Sementara itu, pasukan pendudukan terus melakukan serangan darat ke beberapa wilayah Gaza, bagian utara dan Khan Yunis, di tengah perlawanan sengit.
Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania Monitor mengungkapkan dalam pernyataan di situs resminya hari ini, Rabu, dilihat oleh Pusat Informasi Palestina, bahwa tentara pendudukan Israel telah mengubah sekolah-sekolah yang digunakan sebagai tempat perlindungan oleh puluhan ribu pengungsi menjadi barak militer dan melakukan tindakan eksekusi lapangan sebagai bagian dari kejahatan genosida yang sedang berlangsung sejak tanggal 7 Oktober lalu di Jalur Gaza.
Euro-Mediterania Monitor menerima kesaksian pasukan tentara Israel yang melakukan eksekusi lapangan dan pembunuhan yang tidak dapat dibenarkan terhadap warga sipil Palestina setelah menahan mereka selama berhari-hari di dalam sekolah tempat mereka mencari perlindungan.
Euro-Med menyatakan bahwa kesaksian tersebut membuktikan kekejaman manusia yang mengerikan dan pembunuhan yang tidak dapat dibenarkan terhadap warga sipil setelah mereka dibebaskan, yang menunjukkan bahwa tidak ada alasan untuk menembak dan membunuh mereka, baik untuk memuaskan hasrat berdarah para tentara atau menghalalkan warga sipil Palestina secara menyeluruh.
sumber: infopalestina