Di Lingkaran Calon Presiden
Hal menarik selalu menjadi sorotan publik. Sekaligus, misteri, adalah whose man the behind dari suatu circle of President.
Selain, internal staf lembaga kepresidenan. Siapa-siapa saja orang-orang yang berada di lingkaran presiden itu.
Seringkali, mempengaruhi arah dan keputusan Presiden menjalankan roda pemerintahannya.
Demikian pun dengan presiden Jokowi nyaris sembilan tahun berkuasa sangat kentara nuansa pengaruh orang-orang yang berada di lingkaran presiden itu.
Bahkan, hanya melewati empat tahun periode kedua kekuasaan pemerintahannya ditandai perubahan sangat signifikan dan radikal.
Arah bahtera negara semakin menyimpang jauh dari haluan, aras dan landasan demokrasi konstitusional.
Malah Jokowi berkelindan secara sistematis menjalankan kekuasaan pemerintahan otoritarian. Bengis dan kejam tapi tak kentara. Tak ada satu pun lembaga dan komisi tinggi negara tak dikendalikan. Termasuk, Polri dan TNI.
Seiring adanya kecenderungan Jokowi lebih condong haluan kepada kepentingan korporasi oligarki yang menjadi bacbound menyetir kekuasaannya.
Saat mana prioritas program pembangunan strategis nasional ditekankan pada infrastruktur yang memerlukan pendanaan besar. Oligarkilah yang menyuapinya.
Dikarenakan sifat oligarki itu memang rakus dan serakah. Jokowi semakin larut dalam kendali oligarki. Oligarki semakin masif menguasai lahan untuk perkebunan sawit.
Hingga Indonesia dikenal dunia sebagai produsen no. 1 sawit dunia. Tetapi, ironisnya, di negeri kaya sawit ini sempat terjadi kelangkaan minyak goreng.
Selain lahan-lahan itu telah sebagian besar telah dikuasai oligarki perusahaan pengembang yang berafialiasi dengan RRC membangun kota-kota baru. Hanya untuk menampung diaspora masyarakat kayanya yang sungguh tak memberi benefit signifikan bagi perkembangan domestik. Tetap saja lalu lintas ekonomi terbang ke negera asal mereka.