Anies Pembawa Obor Cita-Cita Perubahan
Meski Anies oleh Abdel di- podcast dalam acara “Wawancanda”, mengupas kilas rekam jejak sejarah hidupnya (summary autobiography), sambil santai dan bercanda, tetapi, isinya tetap saja daging semua.
Sangat berbobot! Malah, begitu gamblang terang-benderang Anies menjelaskan empat momen penting yang sangat berarti di dalam hidupnya yang datangnya sungguh-sungguh tak terduga.
Seperti ada tangan-tangan malaikat pesuruh dari Sang Khalik itu memberikan keanugerahan dan keberkahannya.
Hingga saat ini, selangkah lagi Anies dengan segala kepantasan, kepatutan, kepatuhan dan kepanutannya akan menjadi —suatu keharusan— orang paling terpenting di negeri ini, Presiden RI.
Bertepatan pula dengan orang yang paling pantas menaiki tangga pertama menuju pucak pencapaian menghantarkan Indonesia emas 2045 ke depan.
Sekaligus, bakal menjadi orang berpengaruh di dunia mondial, seperti telah disematkan penghargaan oleh Japan “Foresight” Magazine, sebagai 20 of 20. Yaitu, 20 orang berpengaruh yang akan mampu melakukan perubahan dunia 20 tahun ke depan.
Momen pertama, dari jenjang SLTA hingga Ph.D Anies selalu meraih beasiswa. Mendapatkan AFS Amerika Serikat dan mentas dari Fakultas Ekonomi UGM. Anies melanjutkan S-2 program studi manajemen publik di Maryland USA. Juga di Sophia University Jepang. Kemudian, berhasil menempuh Ph.D studi ekonomi politik di Northen Ilionis University di USA juga.
Yang mengantarkan pula Anies menjadi Ketua Umum Asosiasi OSIS di seluruh Indonesia. Juga menjadi aktivis dan Ketua Senat Mahasiswa (BEM).
Dan ini proses yang paling penting dalam pembentukan, pematangan dan penguatan aras dan talenta jiwa kepemimpinannya.
Justru, dimulai kepeloporannya dalam praksis pengalaman di agregasi politik semenjak usia muda dan mahasiswa sempat melewati ditandai euforia fluktuasi naik-turunnya dinamika politik semenjak dari transisi ke Orba menuju era reformasi.
Anies beserta banyak rekan-rekan mahasiswa lainnya melabelisasi angkatan pergerakan 98. Gerakan mahasiswa radikal dan militan sebagai Agent of Change bangsa saat itu.
Momen kedua, mentas dari dunia kampus akademisi dalam praksis di masyarakat hati nuraninya justru Anies lebih terpikat di bidang pendidikan. Seperti kedua orang tuanya yang berprofesi guru besar sebagai dosen.