Teruslah Haus Akan Ilmu
Kehidupan akhirat adalah kehidupan kekal yang abadi setelah kehidupan dunia. Kehidupan dunia bukanlah kehidupan yang abadi selayaknya akhirat, dunia bersifat sementara, tempat dari berbagai macam kehidupan para makhluk ciptaan-Nya, salah satu dari makhluk-Nya adalah manusia.
Dunia menjadi tempat untuk berlomba-lombakan materi kehidupan yang jauh lebih baik, tanpa terlintas bagaimana kehidupan setelahnya, dan terkadang hal ini bisa terjadi oleh siapapun, walaupun tidak semua insan seperti itu.
Namun, setiap manusia yang hidup pasti mempunyai bekal tersendiri, tentu untuk dirinya. Entah itu hanya bekal materi untuk kehidupan dunianya atau mungkin, dibalik dari bekal dunianya, ia juga menyiapkan bekal untuk akhiratnya, dan bahkan mungkin juga ia mengejar bekal akhiratnya melalui kehidupan dunianya. Salah satu untuk meraih perbekalan itu dengan menuntut ilmu.
Lalu, seberapa pentingkah menuntut Ilmu?
Menuntut ilmu itu sangatlah penting. Manusia tanpa ilmu, hidupnya tidak akan lebih baik tanpa ilmu. Dalam Islam pun, hukum menuntut ilmu menjadi hukum yang wajib bagi setiap muslim, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Rasulullah Saw, dalam hadistnya;
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah dari Anas r.a)
Berbicara mengenai ilmu, perlu diketahui bahwa ilmu Allah itu tak ada habisnya, dibuktikan dengan adanya firman allah yang berbunyi:
قُل لَّوْ كَانَ ٱلْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَٰتِ رَبِّى لَنَفِدَ ٱلْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَٰتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِۦ مَدَدًا
“Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (QS. Al-Kahfi [18]: 109)
Apabila kita cermati dengan seksama mengenai ayat ini, ayat ini mengandung perumpamaan, dan perumpamaan ini ada didalam Al-Qur’an, yang mana jika kita berada dalam ranah Ulumul Qur’an maka ayat ini disebut ayat amtsal. Amtsal pada ayat ini juga disebut sebagai amtsal mushaharrah yakni amtsal yang nyata dan pasti dialami oleh setiap manusia. Karna amtsal ini ditujukan kepada setiap hamba Allah yang haus akan ilmu, yang menjelaskan bahwa ilmu allah itu tidak akan ada habisnya..
Menuntut ilmu ini, tidak selamanya harus dalam jenjang ke-umuman seperti sekolah ataupun kuliah, walaupun memang pada umumnya seperti itu. Namun, perjalanan menuntut ilmu tidak hanya berhenti sampai disana, melainkan menuntut ilmu juga didapat dari berjalannya kehidupan itu sendiri, baik dari kehidupan dirinya maupun orang lain bahkan orang-orang sekitarnya, dan bisa didapatkan juga di majelis-majelis ilmu seperti halnya pengajian.
Dan tentunya, Ilmu tidak akan cukup jika hanya di dapatkan dari jenjang sekolah/kuliahnya saja, karna setiap manusia hidup pasti membutuhkan pengetahuan yang baru untuk kehidupan selanjutntya. Dengan kata lain, bahwa manusia itu perlu menambah wawasan pengetahuannya, baik secara materi maupun alamiah. Adapun penafsiran dua ulama yang dikutip penulis mengenai QS. Al-Kahf [18]: 109 mengutip beberapa makna.