Aksi ‘All Eyes On Rafah’, UBN: Pemerintah Harus Kirim Pasukan Hentikan Genosida
Jakarta (SI Online) – Puluhan ribu massa yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM) menggelar Aksi Bela Palestina di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jakarta, Sabtu (1/6/2024).
Aksi tersebut digelar untuk menuntut menyerukan dihentikannya genosida di Gaza, khususnya di wilayah pemukiman Rafah.
“Sekarang isu besarnya All Eyes in Rafah, dan Amerika di balik ini semuanya. Seandainya keanggotaan Palestina di PBB diterima lalu kemerdekaan penuh diberikan maka kebrutalan Israel tidak akan seperti ini, jadi Amerika lah yang memback up dari semua ini,” ujar Pimpinan KIBBM Ustaz Bachtiar Nasir (UBN).
Terkait aksi di depan Kedubes AS, UBN mengaku tidak memiliki akses untuk bisa menyampaikan langsung aspirasinya. Menurutnya, Amerika dengan vetonya membuat pembantaian terhadap warga Palestina terus berlanjut.
“Saya tidak berhubungan dengan Kedubes Amerika, jangankan kedutaan disini bahkan resolusi PBB diinjak-injak, konferensi Jenewa dan putusan ICC (mahkamah pidana internasional) pun diabaikan,” ungkapnya.
Dalam aksi tersebut, lanjut UBN, massa KIBBM menyampaikan sejumlah tuntutan. Diantaranya hentikan genosida dan lanjutkan perjuangan boikot produk pro Israel.
“Tuntutan kami yaitu hentikan genosida, berikan kemananan mereka yang sudah di wilayah pengungsian, 1,4 juta orang di Rafah Jalur Gaza Selatan, wilayah yang sudah disepakati internasional bahwa itu wilayah pengungsi dan pengungsi tidak boleh dilukai,” jelasnya.
Akan tetepi, kata dia, hingga hari ini penyerangan terhadap warga pengungsi di Rafah masih terus berlanjut. Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah Indonesia dan negeri-negeri Muslim khususnya yang dekat dengan Palestina untuk mengirim pasukan untuk menghentikan genosida.
“Kami minta pemerintah segera mengirimkan pasukan perdamaian dengan mengkoordinir apakah dengan negara-negara sevisi atau lewat OKI, pemerintah harus terus mendesak PBB agar menghentikan genosida dan menekan ICC agar mengeluarkan putusan yang adil,” tandasnya.
red: adhila