MUHASABAH

Merdeka! Sudahkah Bebas dari Segala Penjajahan?

Hari ulang tahun Kemerdekaan kembali tiba. Berbagai perayaan digelar hampir di seluruh penjuru tanah air Indonesia. Berbagai hidangan dan adegan pesta yang diikuti senyuman gembira masyarakat memang terlihat marak saat itu.

Namun, benarkah kemerdekaan itu telah terwujud nyata, hingga nuansa kebahagiaan masyarakat bisa bertahan lama?

Sayangnya, ternyata masyarakat lebih sering menangis tertekan menghadapi masalah kehidupan pasca-penjajahan. Karena meski para pahlawan telah berhasil mengusir para penjajah yang menyiksa fisik kakek buyut kita dikala itu.

Pada faktanya, mereka terlanjur wafat sebelum berhasil juga mengusir pola pikir buruk para penjajah yang meracuni akal masyarakat negeri ini. Bahkan mereka juga terlanjur gugur sebelum berhasil melatih keimanan penduduk dalam negeri Indonesia.

Akibatnya, para setan jadi mudah menjajah dalam hati kita dengan bisikan-bisikan berbahaya yang menyuruh kita bermasiat, hingga menambah dosa yang membuat rugi dan kecewa. Pola pikir buruk penjajah yang masih tertanam dalam negeri ini pun masih terasa menyiksa, hingga sulit untuk meraih cita-cita hidup sejahtera.

Seperti bisikan setan yang sering melarang kita untuk saling bersedekah membantu sesama, misalnya. Andaikan sekarang kita masih menuruti bisikan itu, kesulitan hidup akan makin terasa pahit, mencekik kondisi kita yang seharusnya dapat menikmati kerukunan dalam kemerdekaan.

Selanjutnya, ketika pemikiran penjajah masih tertinggal dalam negeri jajahannya, mereka pun menjadi mudah mengendalikan negeri ini dari jarak jauh dengan berbagai cara. Seperti dalam segi perekonomian, penduduk muslim Indonesia yang sudah sejak lama tahu bahwa riba adalah haram, sehingga mereka tidak mau menjalaninya. Ternyata, tembok-tembok bank yang banyak merayu dengan pemberian hutang, namun keras merampas harta penduduk untuk mengembalikannya justru dibiarkan berdiri tegak dalam negeri ini.

Karenanya, segeralah kita bangkit membebaskan diri dan negeri ini dari berbagai serangan penjajahan dengan menggunakan teknik perjuangan Islam. Sebab Islam berisi petunjuk sempurna dari Sang Maha Kuasa. Sehingga bila kita menjalankannya secara menyeluruh, kemerdekaan sejati pun dapat kita raih.

Para setan akan sulit menggoda orang-orang bertakwa yang sudah membentengi dirinya dengan dalil-dalil syar’i. Sebab mereka sudah paham dan fokus mempelajari agama Islam. Sehingga mereka tidak akan mudah tertipu dengan bisikan setan yang merayu-rayu. Setan pun akan menjadi terbakar panas dan tidak mudah mendekati orang yang rajin membaca Al-Qur’an setiap hari. Sesuai firman Allah SWT dalam surat An Nahl ayat 99, “Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan.”

Selain itu, andakata semua petunjuk Islam dijalani untuk dijadikan landasan peraturan hidup di negeri ini. Maka, nuansa kehidupan kita tidak akan terasa terjajah lagi. Karena kita diarahkan menuju ketakwaan tinggi di setiap lini, dimana ketakwaan itu akan membawa berkah melimpah dari Sang Maha Pencipta alam semesta yang membuat hidup kita menjadi makmur dan sejahtera.

Sayangnya, jika kita masih tetap menganut pemikiran asing para penjajah dalam negeri ini, berarti kita telah mendurhakai Allah SWT dan menyulut api murka-Nya. Karena Dialah Sang Pencipta dan Pemilik seluruh alam yang harusnya kita taati. Bahkan tanah air yang kita cintai ini pun telah diizinkan-Nya berdiri di atas tanah bumi ciptaan-Nya. Sehingga sangat tidak layak jika kita melawan-Nya selaku pemilik tanah yang kita tumpangi.

Sebagaimana firman-Nya, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf: 96)

Akhirnya, tunggu apa lagi? Sudah saatnya kita bangkit bersatu untuk berjuang membersihkan iman dari godaan setan dan merubah pemikiran sesat bekas penjajahan. Agar kehidupan kita tidak diperbudak hawa nafsu.[]

Ummi Fatih, Aktivis Dakwah Islam.

Artikel Terkait

Back to top button