Sejarah Pembentukan Kota Singkawang
Singkawang adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Kota ini berjarak 145 km di sebelah utara kota Pontianak.
Pendirian Kota Singkawang berasal dari keberadaan orang-orang China di masa lalu.
Menurut keyakinan orang-orang China dari suku Hakka, nama Singkawang berasal dari kata “San Kew Jong” yang artinya kota yang terletak di antara laut, muara, gunung dan sungai.
Hal ini karena Kota Singkawang berbatasan dengan Laut Natuna pada bagian barat dan berbatasan dengan Gunung Roban, Pasi, Raya, Gunung Poteng dan Sakok.
Singkawang dikenal dengan banyak sebutan mulai dari Kota Amoi, Kota Seribu Kelenteng, hingga Hongkong Van Borneo.
Dari sisi agama, mayoritas warga Singkawang adalah pemeluk Islam. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, warga Singkawang beragama Islam mencapai 53,81 persen. Sisanya adalag Budha (29,69%), Katolik (7,97%), Kristen Protestan (5,21%), Konghucu (2,68%), dan Hindu (0,02%).
Warga Kota Singkawang dikenal memiliki kerukunan yang sangat tinggi. Penduduknya Tionghoa, Dayak, dan Melayu, sering disingkat menjadi Tidayu, hidup berdampingan dengan rukun dan damai.
Salah satu wujud tingginya tingkat toleransi beragama di Kota Singkawang adalah keberadaan Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang dikenal dengan sebutan Pekong Toa yang konon telah berusia 200 tahun, yang berseberangan dengan Mesjid Raya Singkawang yang merupakan mesjid terbesar yang telah berdiri sejak tahun 1885 di Kota Amoy.
Sejarah Kota Singkawang
Awalnya Singkawang merupakan sebuah desa bagian dari wilayah kesultanan Sambas, Desa Singkawang sebagai tempat singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado.
Para penambang dan pedagang yang kebanyakan berasal dari negeri China, sebelum mereka menuju Monterado terlebih dahulu beristirahat di Singkawang, sedangkan para penambang emas di Monterado yang sudah lama sering beristirahat di Singkawang untuk melepas kepenatannya dan Singkawang juga sebagai tempat transit pengangkutan hasil tambang emas (serbuk emas).
Waktu itu, mereka (orang Tionghoa) menyebut Singkawang dengan kata San Keuw Jong (Bahasa Hakka), mereka berasumsi dari sisi geografis bahwa Singkawang yang berbatasan langsung dengan laut Natuna serta terdapat pegunungan dan sungai, dimana airnya mengalir dari pegunungan melalui sungai sampai ke muara laut.