#Save RohingyaINTERNASIONAL

Pemerintah Bangladesh Serukan ‘Zona Aman’ untuk Pengungsi Rohingya di Myanmar

Dhaka (SI Online) – Kepala pemerintahan transisi Bangladesh, Muhammad Yunus, pada Senin (14/10) mengusulkan untuk menciptakan “zona aman” yang dijamin oleh PBB di negara bagian Rakhine, Myanmar, untuk membantu para pengungsi dan mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung.

Yunus menyampaikan usulan tersebut dalam sebuah pertemuan dengan Thomas Andrews, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar, yang diadakan di kantornya di Dhaka. Dia menggambarkan zona aman yang diusulkan berpotensi sebagai “cara terbaik untuk memberikan bantuan” kepada masyarakat yang terkena dampak, dan menyebutnya sebagai “awal yang baik” untuk menyelesaikan krisis dan mengurangi arus pengungsi ke Bangladesh.

Andrews setuju bahwa situasi di Rakhine telah meningkat menjadi “krisis yang sangat besar,” dengan jutaan orang mengungsi dan kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan, terutama untuk Rohingya. Dia menyoroti bahwa setidaknya 3,1 juta orang telah mengungsi di seluruh Myanmar, termasuk ratusan ribu orang di negara bagian Rakhine, di mana konflik yang sudah berlangsung lama antara kelompok-kelompok pemberontak dan militer Myanmar semakin meningkat. Dalam beberapa minggu terakhir saja, sekitar 30.000 orang Rohingya telah melarikan diri dari Rakhine ke Bangladesh.

Bangladesh telah menampung sekitar 1,2 juta pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari tindakan keras militer yang brutal di negara bagian Rakhine, Myanmar, pada tahun 2017. Sebagian besar tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak di Cox’s Bazar, dengan sekitar 35.000 orang direlokasi ke Pulau Bhasan Char sejak tahun 2020.

Yunus juga menyerukan kepada komunitas internasional, termasuk blok regional ASEAN, untuk mengambil tindakan atas krisis Rakhine dan mendesak dukungan dari PBB untuk memukimkan kembali warga Rohingya.

Diskusi tersebut juga menyinggung tentang investigasi Mahkamah Pidana Internasional terhadap kekejaman terhadap Rohingya pada tahun 2017, serta perkembangan terbaru dalam gerakan politik yang dipimpin oleh mahasiswa di Bangladesh.

sumber: anadolu

Artikel Terkait

Back to top button