Susunan Ayat dan Surat dalam Al-Qur’an
Susunan ayat dalam Al-Qur’an adalah bersifat tauqifi (ketetapan dari Allah). Allah SWT yang langsung menyusunnya, kemudian mewahyukannya kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, secara perlahan dan berangsur-angsur, agar Rasul Saw bisa menghafalnya di luar kepala dan meresap ke dalam kalbu.
Kemudian Nabi Muhammad Saw membacakan Al-Qur’an kepada para sahabat, yang kemudian dihafalkan dan dituliskan oleh para sahabat atas perintah beliau, dengan diawasi langsung oleh beliau cara penulisannnya, baik kata, kalimat, maupun urutannya.
Namun hal demikian tidaklah menunjukan bahwa Rasulullah saw adalah mujtahid dan pembuat Al-Qur’an, bukan. Akan tetapi hal demikian menunjukan bahwa bentuk huruf, pelafalan, hingga kalimat dan urutan ayat dalam Al-Qur’an, yang dituliskan oleh para sahabat atas perintah Rasulullah Saw, ada dalam pengawasan langsung dari Allah SWT yang mewahyukannya kepada Baginda Nabi Muhammad Saw.
Allah SWT berfirman:
اِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا الذِّكۡرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوۡنَ
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9).
Rasulullah Saw bersabda:
عن أبي سعيد الخدري أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لا تكتبوا عني ومن كتب عني غير القرآن فليمحه
“Diceritakan dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Jangan kalian menulis (selain Al-Qur’an) dariku. Barang siapa yang menulis dariku selain Al-Qur’an hendaknya ia menghapusnya.” (HR Muslim).
Dari Utsman bin Affan ra, dia berkata adalah Nabi setelah menerima ayat -ayat, beliau Saw bersabda:
“Letakan ayat ke dalam surat yang menyebutkan tentang ini.”
“Urutkanlah oleh kalian ayat ini pada surat ini setelah ayat ini.”
Dari Said bin Zubair, dari Ibnu Abbas berkata: “Bahwa Nabi tidak mengetahui akhir surat sampai turunnya Bismillahirrahmanirrahim.“
Demikianlah susunan ayat dalam Al-Quran adalah bersifat tauqifi berasal dari Allah SWT. Allah SWT sendirilah yang menentukan dan menyusunnya, untuk kemudian diwahyukan kepada Rasulullah Saw melalui Malaikat Jibril as, yang kemudian ditulis oleh para sahabat.
Sementara terkait urutan surat-surat dalam Al-Qur’an, Dr. Muhammad Ali Hasan dalam kitab “Al Manar fi Ulumil Qur’an” menyebutkan dalam hal ini terdapat tiga pendapat.
Pertama, urutan seluruh surat bersifat tauqifi. Kedua, urutan seluruh surat-surat adalah bersifat ijtihadi. Ketiga, urutan sebagian surat-surat bersifat tauqifi dan sebagian lainnya bersifat ijtihadi.