Rezim Sosialis Partai Baath Tumbang, PM Suriah: ‘Era Baru’ Dimulai
Damaskus (SI Online) – Menyusul ditumbangkannya rezim sosialis Partai Baath pimpinan Bashar Al-Assad, Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi Al-Jalali menyatakan bahwa negaranya telah memulai “era baru” dalam sejarah negaranya menyusul eskalasi perang saudara yang mencapai Damaskus.
Al-Jalali menyatakan, pihaknya juga telah menjalin komunikasi dengan kelompok oposisi yang telah memasuki Ibu Kota Suriah.
Ia juga menyatakan kesiapannya bekerja sama dengan pemerintahan baru yang dipilih oleh rakyat Suriah serta memberikan dukungan penuh.
“Era baru telah dimulai dalam sejarah Suriah. Kami harap sebuah era pluralisme akan tiba,” ucap PM Suriah kepada televisi Arab Saudi Al-Arabiya melalui saluran telepon, Ahad (08/12/2024)
Ia menyatakan, pemimpin kelompok oposisi Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) yang berkomunikasi dengan pihaknya berjanji tak akan ada pengekangan terhadap masyarakat di Damaskus.
Al-Jalali turut menyatakan bahwa dirinya dan 18 menteri kabinet Suriah lainnya telah membuat keputusan teguh untuk tetap bertahan di Damaskus dan tidak akan melarikan diri ke negara lain.
“Rakyat Suriah, saya ada di rumah dan saya tak berniat meninggalkannya kecuali dengan cara-cara damai,” kata PM Suriah sebagaimana dikutip Al-Arabiya.
Al-Jalali menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan “siapapun pemerintah baru yang dipilih oleh rakyat Suriah”. Ia juga disebut meminta warga Suriah untuk tidak merusak properti negara.
“Kami mengulurkan tangan kepada oposisi, yang telah berjanji tidak akan mencelakakan siapa pun, dan kini mereka juga mengulurkan tangan kepada kami.”
“Suriah adalah milik semua rakyat Suriah. Negara ini bisa menjadi negara normal dengan hubungan baik dengan tetangganya dan dunia,” tambahnya.
“Pilihan ini ada di tangan pemerintah yang akan dipilih rakyat Suriah. Kami siap bekerja sama dengan pemerintah baru yang terpilih dan memberikan semua jenis dukungan, termasuk mentransfer dokumen negara dengan mudah kepada mereka.”
Abu Mohammed al-Jolani, pemimpin kelompok bersenjata anti-rezim Hayat Tahrir al-Sham (HTS), memperingatkan agar tidak ada pihak yang mendekati institusi publik di Damaskus.
Dalam unggahan media sosial, ia menyatakan, “Institusi-institusi ini akan tetap berada di bawah pengawasan perdana menteri sebelumnya hingga secara resmi diserahkan.”
“Dilarang keras mendekati institusi publik,” tambahnya, sembari mengimbau agar tidak ada tembakan perayaan ke udara. []