SIRAH NABAWIYAH

Pelajaran dari Peristiwa Badar

Setiap umat memiliki sejarah yang dibanggakan. Sejarahnya ditulis dengan tinta emas oleh para tokohnya secara langsung dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. Karena itu, generasi pelanjut berkewajiban memelihara sejarah dengan segala peristiwa dan pelajarannya agar menjadi pendorong untuk melanjutkan perjuangan para pendahulunya.

Peristiwa perang Badar telah disinggung dalam Al-Quran misalnya surah Ali Imran. “Sesungguhnya Allah telah menolong kamu dalam perang Badar, padahal kamu ketika itu adalah orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah supaya kamu mensyukuri-Nya.” (Q.S. Ali Imran [3]: 123).

Sebab Terjadinya Peristiwa Badar

Salah satu peristiwa besar dalam sejarah awal umat Islam adalah peristiwa perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadhan 2 H. Inilah peperangan pertama yang dilakukan kaum Muslimin melawan kafir Quraisy Makkah setelah hijrah ke Madinah. Pasukan umat Islam sekitar 313 orang, 8 pedang, 6 baju perang, 2 ekor kuda dan 70 ekor onta. Sedangkan kaum Quraisy 1.000 orang pasukan, 600 persenjataan lengkap, 700 ekor onta, dan 300 ekor kuda.

Badar nama suatu tempat yang terletak antara Makkah dengan Madinah yang terdapat mata air. Tempat ini menjadi pemberhentian dan perlintasan kendaraan, baik yang menuju Makkah maupun yang kembali ke Madinah. Jaraknya sekitar 148 km dari Madinah. Di lokasi inilah terjadi peristiwa perang Badar.

Ada beberapa sebab terjadinya peristiwa perang Badar. Pertama, kebencian Abu Jahal. Nabi Saw lahir dari keluarga Bani Hasyim dan suku Quraisy. Dalam dakwahnya Nabi Saw mendapat perlindungan dari pamannya Abu Thalib yang merupakan pemimpin Bani Hasyim dan suku Quraisy. Setelah Abu Thalib meninggal, Bani Hasyim dipimpin oleh Amr bin Hisyam (Abu Jahal) yang merupakan salah satu musuh Nabi Saw. Kemunculan dakwah Nabi telah mengancam posisi Abu Jahal sebagai penguasa Makkah, begitu juga dengan sisa kaum Quraisy yang melihat kaum muslim sebagai penjahat yang mengancam lingkungan dan kewibawaan mereka.

Kedua, pengusiran umat Islam dari Makkah. Kaum muslimin selalu mendapatkan teror dan pengusiran oleh kaum musyrikin. Sering kali umat Islam ditindas dan didzalimi bahkan rumah dan harta benda mereka dirampas.

Ketiga, penindasan terhadap umat Islam. Meski sudah hijrah ke Madinah, kaum kafir Quraisy masih suka mengganggu dan menindas umat Islam. Kaum Muslimin yang berdagang didzalimi, disiksa dan barang dagangannya dirampas.

Keempat, memberi pelajaran kepada kaum Quraisy. Sebagai balasan atas kekejaman dan kedzaliman yang dilakukan kaum kafir Quraisy, maka Nabi Saw mempersiapkan umat Islam untuk memberi pelajaran kepada kafilah dagang Quraisy.

Kronologis Peristiwa Badar

Pada 12 Ramadhan disebutkan oleh Syaekh Ali Ash-Shalabi dalam kitab “Sirah Nabawiyah”-nya, Rasulullah beserta para sahabat keluar dari kota Madinah merujuk pada satu informasi akan lewatnya kafilah dagang Quraisy dari arah Syam.

Niat awal pasukan ini melakukan misi penyergapan terhadap kafilah dagang Quraisy, sebagai bagian dari serangan terhadap ekonomi musuh. Hal ini sah dilakukan karena hubungan antara Madinah dan Makkah ketika itu adalah hubungan perang.

Informasi adanya satuan pasukan Muslimin yang hendak menghadang kafilah Quraisy sampai kepada Abu Sufyan, pemimpin kafilah. Ia mengutus Dhamdam bin Amru Al-Ghifari untuk menyampaikan informasi tersebut kepada para pemimpin Quraisy di Makkah agar segera mengambil langkah penyelamatan.

Kepanikan dan kemarahan pun menyelimuti Makkah dengan sampainya kabar kafilah dagang mereka dihadang oleh Muhammad dan para sahabatnya. Maka dalam waktu singkat, disiapkan pasukan berkekuatan satu batalion sekitar 1000 orang bersenjata siap berangkat.

1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button