Godaan Laki-Laki: Harta, Tahta dan Wanita

Kamis kemarin (28/03), media massa dan media sosial ramai dengan isu perempuan. Menteri Agama Nasaruddin Umar didemo sekelompok massa, ia terlibat beberapa kali dalam pelecehan perempuan. Sementara mantan gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dituduh seorang perempuan bahwa Ridwan menghamili dirinya.
Demo massa yang menyerang pribadi Menteri Agama itu, kemudian ditandingi dengan demo lainnya yang mendukung Nasaruddin Umar. Mereka menyatakan itu hanya fitnah. Gubernur Jawa Barat dalam instagramnya juga membantah bahwa ia punya hubungan gelap dengan wanita itu (Lisa Mariana). Ia menyatakan bahwa itu fitnah keji dan ia hanya ketemu sekali dengan perempuan itu dengan kondisi yang sudah hamil.
Publik tentu bingung dengan dua kejadian kemarin itu. Sebagian mungkin percaya pada dua pejabat itu, sebagian mungkin percaya pada yang menuduh.
Kasus seperti ini harusnya diselesaikan lewat pengadilan atau arbitrase, penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Penuduh dan tertuduh dihadirkan beserta saksi-saksi sehingga kebenaran didapatkan. Bila tidak, maka masyarakat menjadi bingung mana yang benar dan mana yang fitnah.
Dalam Al-Qur’an sebuah informasi harus di cross check. Di cek dan ricek. Al-Qur’an melarang adanya prasangka. Sebuah informasi harus dipastikan kebenarannya. Harus dipastikan sesuai dengan fakta yang ada,
Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS al Hujurat 6)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Hujurat Ayat 12)
وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا ۚ إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS Yunus 36)