#Bebaskan PalestinaSUARA PEMBACA

Anak-Anak Gaza, Tanggung Jawab Kita Bersama

Dunia menyaksikan jelas bagimana kejahatan entitas Yahudi dalam melakukan pemusnahan penduduk Gaza. Serangan kejam dan mematikan diarahkan kepada warga sipil yang bukan anggota Hamas, yaitu kepada perempuan, anak-anak, orang tua, tim medis, atau jurnalis.

Sekitar 39.384 anak Palestina telah kehilangan satu atau kedua orang tua mereka akibat lebih dari 500 hari pengeboman brutal-angka ini dirilis menjelang Hari Anak Palestina pada 5 April 2025. Genosida Israel di Gaza telah menciptakan krisis anak yatim terbesar dalam sejarah modern dengan sengaja dan sistematis diluar batas kemanusiaan.

“Anak-anak ini hidup dalam kondisi yang memilukan. Mereka berlindung di tenda-tenda robek atau reruntuhan rumah, tanpa akses pada perawatan sosial maupun dukungan psikologis, 17 anak mati kedinginan di tenda pengungsian, 52 anak meninggal karena kelaparan dan gizi buruk.” pernyataan Biro Pusat Statistik Palestina.(Al Jazeera).

Penderitaan mereka mengejutkan nurani. Hampir 18.000 anak tewas termasuk ratusan bayi. Perang ini tidak hanya merenggut orang tua mereka, tapi juga masa kecil, rasa aman, dan masa depan mereka. Sekitar 17.000 anak telah ditinggalkan tanpa kedua orang tua, menghadapi hidup tanpa dukungan atau perawatan.

Komisioner Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini pada Ahad (22-1-2024) mengatakan bahwa entitas Yahudi itu telah melanggar semua peraturan perang di Jalur Gaza. Ia pun menyerukan penghentian serangan untuk melindungi warga sipil.

Sistem kapitalisme yang diberlakukan di dunia hari ini telah menunjukkan pengkhianatan nyata terhadap nasib anak-anak Palestina. Jangankan hak atas makanan, pendidikan, kesehatan, sanitasi, dan perlindungan atas kekerasan, hak hidup saja mereka tidak mendapat jaminan.

Sebagai seorang muslim tentu kita semua tidak akan memilih menyerah untuk mendapatkan solusi penyelesaian saudaara-saudara kita di gaza dan negri-negri lainnya diseluruh dunia. Maka penting bagi kita untuk memahami akar persoalan masalah yang menimpa mereka, seingga kita bisa menemukan solusi yang hakiki.

Akar persoalan Palestina bukan pada persoalan kemanusiaan semata, bukan pula masalah bangsa yang terusir, apalagi sekadar masalah perbatasan dua negara. Akar persoalan Palestina adalah keberadaan entitas Yahudi di negeri yang diberkahi itu. Sehingga mengusir entitas Yahudi dari bumi Palestina dan menghentikan segala bentuk serangan yang mereka lakukan adalah satu-satunya solusi untuk menyelamatkan muslim Palestina dari segala bentuk penderitaan. Membebaskan seluruh bumi Palestina, mulai dari sungai hingga lautnya hingga mengikis habis entitas Yahudi sampai tidak menyisakan lagi kekuatan Yahudi di bumi Palestina, merupakan solusi yang dituntun oleh syariat Islam.

Allah SWT berfirman, “Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (QS Al-Baqarah: 191).

Solusi untuk menyelesaikan masalah Palestina adalah jihad. Jihad adalah ajaran Islam untuk perang melawan kaum kafir dalam menegakkan agama Allah. Ketika saudara-saudara kita diperangi, sesungguhnya berdasarkan dalil di atas, kita wajib untuk membela dan menolong mereka dengan jihad bervisi politik sahih di bawah komando seorang khalifah (pemimpin umat Islam dunia).

Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya imam/Khalifah adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung.” (HR Muslim).

Berdasarkan hadis tersebut, negara wajib menjaga jiwa/hak hidup setiap insan, termasuk anak-anak. Islam mewajibkan negara menjamin pemenuhan hak anak yang hakiki, mulai dari hak hidup dan berkembang, hak nafkah, keamanan, pendidikan, penjagaan nasab, dll. kepada seluruh anak tanpa terkecuali.

Islam memandang anak adalah calon generasi masa datang yang harus dijaga akan keselamatan, kesejahteraan, juga hak-hak lainnya. Islam telah menuntun pemenuhan hak-hak anak tersebut dan mewajibkan hadirnya negara sebagai raa’in (pengurus rakyat) dan junnah (pelindung umat).

Persatuan umat islam saat ini menjadi perkara urgen. Keberadaan pemimpin umat akan menyatukan umat Islam di seluruh dunia, menjaga eksistensi umat Islam, mempertahankan keberlangsungan hidup umat Islam, dan akan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad. Pada saat itulah anak-anak kaum muslim merasakan kebahagiaan hidup, ketenangan, dan harapan masa depan yang terang-benderang. Wallahu a’lam. []

Aam Siti Fatimah, S.Kom, Aktivis Muslimah di Bandung.

Artikel Terkait

Back to top button