Hadiri Pembukaan Manasik Haji Nasional 1446 H, Dahnil Sampaikan Tiga Pilar Sukses Haji

Jakarta (SI Online) – Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Dahnil Anzar Simanjuntak, menghadiri pembukaan Manasik Haji Nasional 1446 Hijriah di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, pada Sabtu (19/04/2025).
Selain Dahnil, pembukaan Manasik Nasional juga dihadiri oleh Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, dan sejumlah pejabat dari Kementerian Agama serta BP Haji.
Dalam sambutannya, Dahnil menyampaikan pesan penting kepada para jemaah untuk mempersiapkan diri secara optimal menjelang keberangkatan ke Tanah Suci.
Dahnil menekankan pentingnya kesiapan lahir dan batin demi menjalankan ibadah haji dengan khusyuk, aman, dan nyaman.
Selain itu, Dahnil juga menyoroti peran BP Haji dalam penyelenggaraan haji tahun ini sebagai bentuk dukungan dan pengawasan yang akan menjadi bekal untuk pelaksanaan haji di masa mendatang.
“Tahun ini kami masih belajar banyak dari Kementerian Agama. Namun, mulai tahun 2026, penyelenggaraan haji akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab BP Haji,” jelasnya.
Ia menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Agama atas asistensi yang diberikan dalam pendirian BP Haji, baik dari pusat hingga ke daerah. Menurutnya, ini adalah fondasi penting menuju penyelenggaraan haji yang lebih baik dan profesional.
“Harapan kami, penyelenggaraan haji oleh BP Haji ke depan harus lebih unggul, lebih amanah, dan lebih berpihak kepada kepentingan jemaah. Penyelenggaraan tahun ini adalah langkah awal, dan semoga menjadi standar terbaik bagi masa depan,” tegasnya.
Lebih jauh, Dahnil menyampaikan bahwa Presiden RI membentuk BP Haji bukan hanya untuk mengelola ibadah secara administratif, tetapi juga untuk memastikan bahwa haji tidak berhenti pada simbolisasi ritual belaka.
Berdasarkan arahan tersebut, kata Dahnil, BP Haji merumuskan tiga pilar sukses penyelenggaraan haji. Ketiganya adalah sukses ritual, sukses ekosistem ekonomi haji, dan sukses peradaban dan keadaban.
Menurut Dahnil, sukses ritual bila ibadah haji terlaksana sesuai syariat, efisien, aman, nyaman, dan bersih dari rente, korupsi, serta pungli.
“Presiden menegaskan, jangan sampai ibadah haji dinodai oleh praktik manipulatif apa pun. Kami mendukung penuh sikap tegas Menteri Agama dalam menjaga integritas penyelenggara,” ujar Dahnil.