Peluncuran Buku ‘Mutiara Pemikiran Imam Al-Ghazali’

Depok (SI Online) – Ahad (20/4/2025) kemarin di Depok berlangsung peluncuran buku “Mutiara Pemikiran Imam al Ghazali” dengan semarak. Buku ini adalah hasil karya dari kelompok pengajian yang tergabung dalam Halaqah Tasawuf Ihya’ Ulumiddin (HATI). Halaqah ini diasuh oleh Mudir Pesantren at Taqwa, Dr Muhammad Ardiansyah.
Dalam sambutannya, Dr Ardiansyah menyambut gembira terbitnya buku ini. “Saya pribadi sangat bahagia dan mendapatkan banyak manfaat dari tulisan kawan-kawan di buku ini. Saya kagum karena kawan-kawan bisa menulis dari berbagai sudut yang menarik. Ini karya pertama kita menulis bersama. Mudah-mudahan tidak menjadi karya yang terakhir. Setelah ini kita lanjutkan dengan tulisan lain yang lebih baik lagi,” terangnya.
Selanjutnya Dr Ardiansyah menjelaskan bahwa buku ini mengandung mutiara pemikiran Imam al Ghazali, sang Hujjatul Islam. Ditulis oleh orang yang telah mengikuti kajian kitab-kitab Imam al Ghazali, sekitar lima tahun lamanya.
“Sebagian penulis pernah mengalami masa-masa antipasti terhadap sosok dan pemikiran Imam al Ghazali. Setelah ikut kajian, mereka merasakan banyak manfaat yang diterima. Bahkan mereka merasakan relevansi pemikiran Imam al Ghazali dalam kehidupan mereka sehari-hari. Baik sebagai pribadi maupun ketika berinteraksi dengan sesama. Akhirnya berubahlah pemikiran mereka terhadap sosok dan pemikiran Imam al Ghazali,” terangnya.
Nuim Hidayat, salah seorang penulis buku ini menjelaskan bahwa jarang kelompok pengajian yang bisa menghasilkan karya tulis (buku).
“Bila banyak kelompok pengajian dapat menghasilkan karya, maka masa depan Indonesia akan cerah,” terangnya. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa Imam al Ghazali adalah gurunya para ulama, sehingga mustahil ia menulis hadits seenaknya tanpa ada periwatannya.
“Imam al Ghazali tentu tahu sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa barangsiapa yang berbohong dengan sengaja terhadap Rasulullah, maka ancamannya adalah neraka,”jelasnya.
Menurut Nuim, belajar di HATI ini menarik. “Pertama, jamaah yang mengaji bukan hanya ngaji nguping (jiping), tapi juga menulis. Akhirnya bisa jadi buku ini. Jarang majelis yang seperti ini. Kedua, pemikiran yang dikaji adalah pemikiran tokoh agung. Guru besar dari pada ulama besar, yaitu Imam al-Ghazali. Maka kalau ada yang merendahkan Imam al-Ghazali, mungkin orang itu tidak mengenal dan tidak memahami maksud Imam al-Ghazali. Ketiga, ngajinya dengan membaca kitab berbahasa Arab. Dibaca, diterjemahkan dan dijelaskan. Jadi kita bukan hanya mendengarkan, tapi sekaligus belajar bahasa Arab juga. Jadi selain tambah ilmu, juga tambah mufradat (kosa kata) bahasa Arab,” terangnya
Sementara itu Nunu Karlina, perwakilan Yayasan RUHI menyampaikan, “Alhamdulillah setelah hampir enam bulan, buku yang mengandung banyak hikmah ini telah ada bersama kita. Semoga Allah dan Rasul-Nya menilai sebagai khidmah. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi yang menulis, yang membaca, dan menjadikannya sebagai hadiah bagi orang-orang tercinta.”
Ia juga menceritakan pengalamannya yang menarik dalam pengajian yang dibimbing oleh ulama Betawi, Dr Ardiansyah.
“Pada tanggal 9 Septemeber 2014 kami mengkhatamkan kitab Kimiya’ as Sa’adah. Ini pengalaman pertama menyelesaikan kajian turats. Tentu saja pengalaman ini amat berkesan bagi saya pribadi. Kami dibimbing untuk memahami diri dan Allah Sang Pencipta. Berupaya sekuat tenaga untuk menundukkan syahwat, sifat kebuasan, sifat kesyaithanan, agar menjadi pribadi yang memiliki sifat syajaah (courage), kebijaksanaan/hikmah (wisdom), sehingga berhasil dan menerbitkan keadilan (justice). Sebab bila gagal menundukkannya, maka kita akan sengsara di dunia dan akhirat,” tulisnya.
Kajian HATI ini pada awalnya hanya sekitar 20 orang. “Kajian perdananya dimulai pada Senin, 20 Juli 2020, bakda shalat Isya’. Waktu terus berjalan kajian HATI kini sudah lebih dari empat tahun dan melalui 175 pertemuan, dengan total jamaah HATI yang berjumlah 80 orang,” jelas Nunu Karlina yang juga koordinator pengajian ini.