OASE

Rahasia Tiga Bulan Hijriyah yang Diapit oleh Dua Hari Raya

Bulan-bulan terakhir hijriyah yang diapit oleh dua hari raya (idulfitri dan iduladha) adalah Syawal, Dzulqo’dah dan Dzuhijjah. Ada rahasia apa dibaliknya?

Syawal sebagai syahrul irtifa’ dimaknai sebagai bulan peningkatan prestasi amal dan pendakian spiritualitas hamba guna menghasilkan spirit Dzulqo’dah. Umumnya Dzulqo’dah dimaknai sebagai bulan istirahat, duduk santai, namun secara bahasa “ذو” (“dzu”) diartikan “صاحب” (shohibun): “sang empunya”, dan “القعدة” (al-qo’dah) diartikan “الجلسة” (aljilsatu)” tempat yang diduduki”. Bila di kata-bendakan menjadi “tempat duduk”; di kata-sifatkan menjadi “kedudukan”; bila diterjemahkan secara bebas sang “pemilik kedudukan” (Mu’jam Alma’aniy & Mu’jam Alwasith 2/748); tentu kedudukan di sini adalah keluhuran iman & taqwa serta kedekatan dengan Allah Azza wa Jalla.

Setelah itu bersiaplah memasuki Dzulhijjah. Arti “ذو الحجة”, secara bahasa, terdiri dari dua kata, yaitu “ذو” yang artinya sang empunya/pemilik, dan الحجة ; perkara agung; ibadah haji. Seringkali diidentikkan dengan panggilan suci untuk mengunjungi rumah Allah; Ka’bah (Ka’bah adalah “bangunan hitam” sebagai episentrum bumi), serupa pula dengan “lubang hitam” (black hole) sebagai episentrum alam semesta, bahkan dalam lubang hitam tersebut ada wormhole (lubang cacing) ; jalur lintasan mi’rajnya Rasulullah SAW hingga Sidrotil Muntaha, demikian menurut para saintis dan pakar astronomi.

Pada 3 bulan yang diapit oleh 2 hari raya ini seolah Allah Azza wa Jalla sedang membimbing hambanya agar berproses menjadi manusia paripurna yang mengenal jalur langit namun tetap berpijak pada bumi: dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, sebagaimana ungkapan Ali bin Abi Thalib R.A. nahnu minaddunya wa laysa min ahliha (eksistensi kami memang di dunia tapi sejatinya tempat tinggal kami bukanlah di dunia).

Ka’bah “bangunan hitam” di bumi, sinyalnya terkoneksi dengan “lubang hitam” di semesta raya, disitulah kita thowaf mengelilingi kabah seirama dengan milyaran sel dalam tubuh kita, juga benda-benda langit; planet, bintang, galaksi thowaf mengelilingi black hole (arasy Allah Azza wa Jalla), yang tidak berhaji pun thowaf: bergerak beramal & mengabdi fastabiqol khairat untuk mendapat ridho Allah SWT, sesuai dengan firmanNya dalam qs. Al-Qashash Ayat 77

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا…

Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia…”

Rahasia 3 bulan yang diapit oleh 2 hari raya tersebut jika dihubungkan dengan konsep manajemen bisnis, maka orang yang berprestasi selalu mendapatkan kedudukan/ posisi terbaik (top management) dan siap dipanggil atau ditugaskan kapan dab dimana saja demi meningkatkan keuntungan perusahaan. Namun bagi seorang muslim keuntungan yang dimaksud bukanlah keuntungan duniawi tapi ukhrowi, sebagaimana firman Allah di atas. Sedangkan panggilan Illahiyah terhadap kita lebih kurang ada 6, yaitu:

  1. Panggilan Azan: Penanda waktu shalat; sholat berfungsi sebagai mi’rajnya mukminin dan mencegah dari perbuatan fahsya & munkar
  2. Panggilan Dakwah: seruan tauhidulloh & menjauhi thogut (qs. 16: 36); amar makruf & nahi munkar (qs. 3 : 110).
  3. Panggilan Harta; menunaikan zakat, infak, sedekah, wakaf, jariyah, hibah dan sebagainya.
  4. Panggilan Haji; man isthitho’a ilaihi sabilaa (مَنْ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا) : mampu dari sisi INH (Ilmu Naik Haji) maupun ONH (Ongkos Naik Haji), supaya memperoleh haji mabrur.
  5. Panggilan Jihad; membela saudara kita yang terzalimi dimanapun & kapanpun. Syahid adalah cita-cita luhur setiap muslim karena fadilah & fahalanya yang amat indah; “Orang yang mati syahid memberi syafaat kepada tujuh puluh orang anggota keluarganya” HR. Abu Dawud).
  6. Panggilan Kematian; Ucapan Ali bin Ali Thalib R.A. “tiadalah seorang berjalan kecuali mengendarai umurnya, melintasi siang & malam, bulan & tahun, makin jauh dari dunia, makin dekat dengan kuburan”. Dunia ibarat telur, manusia pun terkurung di dalamnya. Maka kematian ibarat netasnya telur tersebut, lalu menemukan kehidupan lebih luas dan indah, dari dunia yang fana dan sementara.

اَللَّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِخَيْرٍ وَاجْعَلْ خِتَامَنَا تَوْبَةً نَصُوحًا

Ya Allah, akhiri hidup kami dengan kebaikan dan jadikan akhir hidup kami dengan “taubatan nashuha”

Kesimpulan

Ternyata banyak rahasia yang Allah sembunyikan baik di dalam ayat qouliyah (Alquran) maupun ayat kauniyah (alam semesta & kehidupan) termasuk posisi bulan-bulan hijriyah yang unik dan menarik sebagaimana firmannya dalam QS. At-Taubah (9) : 36 :

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram.

Dan 3 bulan yang diapit oleh 2 hari raya ini, 2 bulannya (Dzulqo’dah & Dzulhijjah) adalah bagian dari arba’atu hurum plus Muharram & Rajab. Semua punya hikmah & fadhilah agar dapat dirumuskan dalam penyusunan jadwal pembinaan diri dan umat dengan kegiatan positif dalam rangka meningkatkan pemahaman dinul Islam secara kaafah; holistik, komprehensif serta amaliyah strategik guna membina pribadi dan umat untuk berkehidupan darussalam: kehidupan yang baik, indah, nyaman, silih asah, silih asih, silih asuh… Tiada rasa sedih, rasa takut, khawatir yang dipayungi dengan nilai-nilai syariat. Inilah cita-cita yang harus diperjuangkan dan diwujudkan. Allahu musta’an.

Iyus Khaerunnas Malik
Pengasuh Bumi Tafakur Cibalung Bogor

Artikel Terkait

Back to top button