NUIM HIDAYAT

Mari Kita Bangun Peradaban Islam Terbaik di Indonesia

Peradaban Islam dalam sejarah tempatnya berpindah-pindah. Mulai dari Madinah, Kufah, Baghdad, Damaskus, Andalusia dan Turki. Wilayah Melayu Nusantara belum pernah menjadi pusat peradaban. Mungkinkah tempat ini akan jadi pusat peradaban berikutnya?

Melihat jumlah penduduk Indonesia yang merupakan penduduk Islam terbesar di dunia, maka potensi ini sangat besar. Jumlah penduduk itu seperti amanah yang diberikan Allah agar Indonesia menjadi pemimpin dunia Islam.

Sebenarnya beberapa ahli juga ada yang meramalkan bahwa kebangkitan dan kemuliaan Islam akan muncul di Indonesia. Sebab, wilayah ini penuh dengan keragaman budaya yang bisa dijadikan titik pijak untuk pengembangan budaya Islam. Selain itu penduduknya juga dikenal keramahtamahannya.

Tapi ada yang sering dlupakan oleh para pengamat luar ke tanah air kita. Yaitu bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang. Bangsa yang tidak pernah menyerah dalam perjuangan mengusir kaum penjajah imperalis. Portugis, Belanda, Sekutu dan Jepang. Ratusan tahun dijajah dan menderita. Tapi semangat merdeka tak pernah luntur.

Zaman penjajahan saat itu, yang menjadi senjata para pejuang adalah kalimat Allahu Akbar. Yang menjadi senjata adalah kalimat tauhid Lailahaillallah Muhammadurrasulullah. Yang menjadi senjata adalah ‘semangat ruhiyah’ (semangat berhubungan dengan Allah Yang Maha Kuasa). Semangat di dalam dada untuk berjihad melawan penjajah kafir yang zalim. Semangat untuk merdeka menentukan pemerintahan di wilayah sendiri.

Yang menjadi slogan adalah Isy Kariman au Mut Syahidan. Hidup mulia atau mati syahid. Para pejuang tidak takut mati. Ibu-ibu dan istri-istri ketika melepas anak-anak dan suami-suami mereka dalam perang melawan penjajah, mereka tahu resikonya adalah menang atau mati syahid.

Mati dalam perjuangan adalah mati yang mulia. Mereka tidak takut mati, karena mereka yakin bahwa Allah Yang Maha Kuasa akan memberinya pahala syurga.

وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَٰكِنْ لَا تَشْعُرُونَ

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (QS. al Baqarah 154)

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (QS. Ali Imran 169)

الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. (QS. an Nisa’ 76)

1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button