NUIM HIDAYAT

Agar Batu Bata Menjadi Rumah yang Indah

Judul di atas adalah judul buku saya yang diterbitkan Pustaka al Kautsar pada 2014 silam. Buku ini sebenarnya berupa kumpulan tulisan serius saya selama beberapa tahun. Makanya temanya bermacam-macam.

Tema utamanya sosial politik Islam. Di sana pembaca bisa menyimak bagaimana perspektif Islam dalam berbagai masalah, khususnya masalah sosial politik.

Buku saya ini monumental bagi saya. Karena ketika terbit, toko buku Gramedia tidak mau menerima, Padahal banyak buku al Kautsar yang lain dipajang di sana. Alasannya, karena di dalam buku itu ada tulisan yang mengritik Kompas Gramedia.

Pelarangan Gramedia terhadap buku say aini aneh. Gramedia yang semboyannya salah satunya enlightment (Pencerahan) harusnya terbuka terhadap kritik, Dengan pelarangan buku saya ini menunjukkan Gramedia anti kritik.

Orang yang hanya membaca juduk buku saya, tanpa melihat daftar isi, maka akan mengira buku itu adalah buku Teknik. Teknik membuat rumah agar indah. Karena itu beberapa kali saya lihat pegawai Pustaka al Kautsar sendiri keliru menempatkan buku saya. Buku saya ini pernah ditempatkan di klister buku fiksi.

Buku saya ini sebenarnya berisi tentang teknik membangun masyarakat atau membangun negara. Banyak di sana tulisan tentang sosial politik Islam.

Banyak para ulama atau cendekiawan yang menuangkan fikiran tentang Pembangunan masyarakat atau negara. Di buku ini saya paparkan pemikiran beberapa tokoh antara lain Sayid Qutb, Hasan al Bana, Taqiyuddin an Nabhani, Mohammad Natsir, Naquib al Attas, Wan Mohd Nor Wan Daud dan lain-lain.

Intinya membangun masyarakat atau negara harus dimulai dengan membangun individu terlebih dahulu. Individu yang shalih, cerdas dan kreatif harus dimunculkan banyak di dalam masyarakat. Dengan individu yang shalih itu maka nanti akan terbina keluarga yang shalih dan selanjutnya masyarakat dan negara yang shalih.

Banyaknya individu yang rusak dalam sebuah negara, menunjukkan bahwa negara itu dalam masalah. Banyaknya koruptor, pejabat yang bermewah-mewah sementara jutaan masyarakatnya miskin menunjukkan negara itu dalam masalah berat.

Bila kita cermati ajaran Islam, ajaran Islam mula pertama menitikberatkan pada pembinaan individu. Lihatlah bagaimana Rasulullah memulai dakwahnya dengan mengajari individu itu untuk shalat, mengeluarkan sedekah/zakat dan seterusnya. Individu yang khusyuk dalam shalatnya bisa dipastikan ia akan menyelesaikan pekerjaannya sehari-hari dengan bagus pula. Shalat yang khusyuk juga mencegah individu itu dari perbuatan keji dan mungkar (dosa-dosa besar).

Para sahabat dididik Rasulullah dengan shalat malam, agar mempunyai pribadi yang kuat dan mempunyai hubungan dekat dengan Allah. Rasul tahu bahwa mereka akan menghadapi cobaan dan hambatan yang berat dalam menjalankan dakwah Islam. Hambatan itu mulai dari cacian, fitnah hingga pembunuhan.

Kekuatan ruhiyah yang dibangun Rasulullah kepada para sahabat ini, menjadikan mereka adalah generasi terbaik. Generasi yang menjadi pemimpin dalam masyarakat. Generasi yang cinta ibadah, cinta ilmu, cinta sedekah, cinta menolong orang dan lain-lain.

Rasulullah adalah bapak psikolog yang jenius. Beliau mengetahui sifat dan karakter yang berbeda-beda diantara sahabat. Maka Rasulullah memperlakukan mereka berbeda pula. Ada sahabat yang suka marah, Rasulullah nasihati dengan ‘jangan marah bagimu surga’. Ada sahabat yang pingin ibadah terus tanpa peduli keluarga, Rasulullah nasehati bahwa beliau ibadah juga perhatian dalam keluarga. Beberapa sahabat Rasulullah janjikan surga kepadanya agar lebih semangat lagi dalam memperjuangkan Islam.

1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button