Peradaban Barat vs Peradaban Islam

Peradaban Barat yang bersumber pada agama Nasrani, Yahudi dan Romawi, mempunyai peradaban yang khas. Apa bedanya dengan peradaban Islam? Mari kita bahas bersama:
- Sumber
Barat membangun peradabannya dengan dasar akal dan hawa nafsu. Dengan akalnya, mereka membangun indah jembatan, gedung-gedung, jalan-jalan, taman, rumah-rumah dan lain-lain. Dengan hawa nafsunya mereka bangun persenjataan militer modern, nuklir, rudal, satelit militer, Miss World, Miss Universe, tempat pelacuran, tempat kasino, tempat mabuk-mabuk dan sejenisnya.
Islam membangun peradabannya dengan akal dan wahyu. Islam membangun rumah-rumah yang indah, gedung-gedung indah, tempat pemandian indah (memisahkan laki dan perempuan), taman-taman yang indah. Bahkan dalam sejarah manusia, yang memulai pembangunan taman, air mancur dan gedung adalah arsitek Islam. Mereka terinspirasi dengan gambaran surga dalam Al-Qur’an yang digambarkan begitu indahnya mencakup tiga hal di atas: taman, air, dan bangunan.
Peradaban Islam menjauhkan manusia dari hawa nafsu yang merusak. Dilarang dalam Islam segala jenis pertunjukan yang mendorong ke syahwat (pornografi), seperti Miss Universe, Miss World dan berbagai lomba yang mengeksploitasi tubuh perempuan. Tempat judi, mabuk-mabuk dan kasino juga dilarang dalam Islam.
Islam mendorong warganya untuk menikmati hiburan yang halal. Misalnya dengan banyak shalat, zikir, musik, bercengkerama dengan keluarga, iktikaf di masjid, menyimak/membaca Al-Qur’an dan lain-lain.
- Peradaban Materialisme
Materi yang dipentingkan. Jiwa cenderung dikesampingkan. Eksploitasi kepada wanita dalam dunia pornografi menunjukkan hal ini. Wanita tidak dihargai sebagai seorang manusia yang utuh yang membutuhkan akal dan jiwanya dikembangkan (dibangun). Tapi di Barat wanita dilecehkan, banyak yang hanya menjadi budak seks belaka. Wanita di Barat hingga kini masih banyak yang dianggap makhluk setengah manusia. Keperawanan atau tidak, tidak menjadi soal dalam kehidupan mereka. Begitu juga keperjakaan atau tidak, tidak menjadi soal. Asal sama-sama suka, maka seks dibebaskan. Tidak ada hukum yang menjerat mereka yang berzina.
Dalam dunia kerja, juga Barat melihat dalam sisi akal dan syahwat saja. Mereka tidak mendorong karyawannya untuk shalat atau beribadah. Mereka membiarkan karyawannya setelah bekerja mabuk-mabukan, main seks haram dan lain-lain. Ini karena mereka mengalami kegelisahan jiwa dalam bekerja. Tidak ada semboyan kerja dan ibadah (doa). Tapi kerja, kerja dan kerja.
Dalam Islam, manusia dipandang utuh akal dan jiwanya. Baik laki-laki maupun wanita. Zina dilarang keras dalam Islam. Sebelum menikah, seorang Muslim menjaga keperawanan atau keperjakaannya. Maka dalam Islam dilarang keras pertunjukan-pertunjukan yang mengeksploitasi perempuan (membangkitkan syahwat laki-laki), seperti tarian yang memperlihatkan celana dalam wanita, lomba-lomba yang mengeksploitasi fisik wanita dan lain-lain.
Dalam dunia kerja, Islam memandang bahwa kerja itu ibadah. Maka karyawan selain sibuk kerja tapi juga didorong agar menjalankan ibadah sebaik-baiknya. Ibadah ini menyebabkan seorang Muslim tidak gelisah setelah bekerja. Setelah bekerja seorang Muslim pulang ke rumah bercengkerama dengan istri dan anaknya atau ke masjid atau ke tempat-tempat hiburan yang halal.
- Ilmu
Ilmu dalam dunia Barat lahir dari pengamatan indera belaka (akal/fisikal). Tujuan ilmu di Barat adalah untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya. Makanya jangan heran mereka menciptakan alat-alat militer yang canggih, untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Mereka gigih dalam eksplorasi minyak atau tambang, juga dengan tujuan materi. Jangan heran pula mereka menciptakan minuman atau obat-obat yang merusak tubuh manusia untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.
Dalam Islam, ilmu bertujuan untuk mendekatkan diri pada Tuhan Allah SWT. Semakin berilmu seseorang, ia harus makin banyak ibadah atau makin dekat dengan Allah SWT. Seorang guru atau ulama dalam memberikan ilmunya harus ikhlash karena untuk mencari Ridha Allah semata. Bila ia digaji cukup, ia bersyukur mengucap alhamdulillah, Bila tidak diberi uang karena menyebarkan ilmunya, ia pun bersyukur karena diberi kesempatan menyebarkan ilmunya. Ia yakin bahwa Allah akan memberi rizki dari tempat yang lain. Mencari ilmu adalah suatu kenikmatan dalam Islam. Karena ilmu dalam Islam menyatukan akal dan jiwa. Menyatukan akal dan wahyu. Bila Barat menolak adanya wahyu, maka Islam menyatukan wahyu dan akal. Bahkan wahyu itulah yang membimbing akal manusia, sehingga akal manusia tidak rusak.
Bila Barat tidak mengenal tasawuf, Islam menganggap tasawuf adalah ilmu yang penting dalam Islam. Karena tasawuf berarti mendekatkan diri pada Allah. Makin dekat seseorang kepada Allah, ia makin Bahagia. Karena pada hakikatnya Allah yang memberikan kebahagiaan seorang lewat jiwanya. Tasawuf ini mendasari ilmu politik, ekonomi, budaya, militer, pendidikan, sosial dan lain-lain.