Dua Yahudi Ditembak di AS, Wakil Wantim MUI: Masyarakat Dunia Sudah Muak atas Genosida Israel di Gaza

Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi merespon insiden penembakan terhadap dua orang staf Kedutaan Besar (Kedubes) Israel di Washington DC, Amerika Serikat.
Keduanya ditembak saat menghadiri sebuah acara untuk para profesional muda di Museum Yahudi Ibu Kota yang diselenggarakan oleh Komite Yahudi Amerika. Dua staf itu langsung tewas di tempat usai penembakan.
“Penembakan dua warga Israel di negara pendukung utama Zionis global adalah bukti nyata bahwa masyarakat dunia sudah muak dan jijik atas genosida terbiadab yang dilakukan Zionist terhadap bangsa Palestina. Itu baru peringatan awal dimana bola salju tersebut akan terus menggelinding cepat ke seluruh dunia,” ujar Kiai Muhyiddin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/5/2025).
Menurutnya, kutukan dan respon negatif atas peristiwa pembunuhan dua warga Israel kali ini hanya ramai disampaikan oleh segelintir pemimpin negara pro zionis saja. Sementara itu, masyarakat international semakin simpati terhadap perjuangan bangsa palestina. Uni eropa juga sudah terpecah dimana jumlah negara pro palestina terus bertambah.
Lebih dari itu, Kiai Muhyiddin mengatakan bahwa seharusnya masyarakat muslim global menjadi pelopor utama melakukan perlawanan terhadap standard ganda dan sikap munafik Amerika Serikat dan sekutunya yang telah melakukan etnis cleansing (genosida) di abad modern. “Seakan mereka adalah pemilik jagad raya ini dan immune terhadap pelanggaran super sadis dalam sejarah peradaban umat manusia,” tuturnya.
Menurutnya, adalah sangat tidak adil dan bias jika harga dua warga Israel lebih mahal dan berarti dari 56 ribu nyawa warga Palestina yang hilang oleh genosida. “Ini potret ketidakadilan New World Order yang sudah berubah menjadi New World Disorder,” kata Kiai Muhyiddin.
Ketua Pembina Jaringan Alumni Timur Tengah (JATTI) itu juga mengkritisi sikap pemimpin negeri-negeri Timur Tengah yang justru malah menjalin kedekatan terhadap Amerika Serikat.
“Kepada negara Arab yang memberikan penghormatan setinggi langit dan memberikan hadiah super mewah kepada Presiden Donald Trump pada kunjungan terakhir ke Timur Tengah seharusnya mereka malu atas matinya hati nurani mereka dengan sikap diam dan toleran terhadap genosida di Palestina. Mereka memang sudah kehilangan solidaritas, empati dan rasa kemanusiaan menyaksikan pembunuhan terhadap saudara satu etnis dan agama demi mempertahankan jabatan dan kekuasaan,” tandasnya. [ ]