#Bebaskan PalestinaNASIONAL

Hari ke-637 Genosida, Rakyat Palestina Dibantai dalam Diamnya Dunia

Gaza (SI Online) – Pada hari ke-637 genosida Israel di Jalur Gaza, dunia kembali menyaksikan kekejaman sistematis terhadap warga sipil Palestina.

Dengan dukungan penuh politik dan militer dari Amerika Serikat, serta kebungkaman internasional yang memekakkan telinga, pasukan pendudukan Israel terus melancarkan serangan brutal yang telah menewaskan puluhan ribu warga sipil yang kelaparan dan terusir dari tanah mereka sendiri.

Lebih dari dua juta pengungsi Palestina kini hidup dalam kehancuran total, kekurangan pangan, air bersih, dan layanan kesehatan. Di tengah kelumpuhan komunitas internasional, penderitaan mereka terus diperparah oleh serangan udara dan artileri tanpa henti.

Pembantaian Terbaru: Anak-anak, Nelayan, dan Pengungsi Jadi Sasaran

Sejak Jumat pagi, serangan udara Israel menewaskan dan melukai puluhan warga sipil:

  • Empat orang gugur ketika rumah keluarga Abu al-Qumsan di kamp pengungsi Nuseirat dibom.
  • Saudara kandung Awni dan Hamza Abdul Muttalib Al-Shandaghli tewas dalam serangan di Jabalia al-Nazla, dan saudara mereka lainnya mengalami luka serius.
  • Tiga rumah milik keluarga Abdul Jawad di kamp Bureij dihancurkan tanpa sisa.
  • Di daerah Zarqa, timur laut Gaza, empat warga tewas akibat pemboman sebuah rumah.
  • Nelayan Abdul Arbid dan Raed Abu Warda terluka ketika kapal mereka diserang di laut Jabalia.

Warga sipil lainnya terbunuh ketika:

  • Masjid, rumah sakit, menara komunikasi, dan tempat pengisian daya ponsel dijadikan sasaran.
  • Seorang anak berusia 12 tahun, Yamen Abu Khater, serta perempuan seperti Israa Abu Jamea dan Maymouna Abu Khater tewas di dalam tenda-tenda pengungsi yang dibom di Khan Yunis.
  • Pemuda Muhammad Shraim meninggal dunia karena luka akibat serangan terhadap kios sayur di kamp al-Jadid.

Tenda-Tenda Pengungsi Jadi Target: ā€œMereka Dibom Saat Berusaha Bertahan Hidupā€

Pemandangan paling memilukan terjadi di Khan Yunis. Sedikitnya 15 warga sipil tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, ketika tenda-tenda pengungsi di sebelah barat kota itu dibombardir tanpa ampun. Nama-nama korban seperti Layan Abu Khadija, Imad Abu Sabt, dan Manal Marwan Wadi tercatat di antara syuhada yang wafat saat mencoba menyelamatkan diri dari bencana sebelumnya.

Sementara itu, Masjid Abu Salim di Deir al-Balah turut menjadi sasaran drone peledak. Serangan terhadap tempat ibadah ini kembali menegaskan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza, bahkan rumah Tuhan.

Data Mengerikan: Puluhan Ribu Tewas, Ribuan Keluarga Dihapus dari Catatan Sipil

Menurut data resmi Kementerian Kesehatan Palestina, hingga kini:

  • 57.113 jiwa gugur syahid, termasuk 6.572 anak-anak.
  • 135.173 orang luka-luka, dan lebih dari 11.000 orang hilang.
  • Lebih dari 14.000 keluarga menjadi korban langsung pembantaian, dan 2.500 keluarga dihapus total dari catatan sipil.

Sejak Israel mengingkari gencatan senjata pada 18 Maret 2025, jumlah korban melonjak drastis. Serangan terhadap titik distribusi bantuan pada 27 Mei mengubah lokasi-lokasi kemanusiaan menjadi perangkap pembunuhan, menewaskan 652 orang dan melukai lebih dari 4.537 lainnya.

Bencana Kemanusiaan: Gaza di Ambang Runtuh

Pemerintah Kota Gaza memperingatkan bahwa krisis pengungsian yang meluas, pemutusan bahan bakar, dan kehancuran infrastruktur telah memicu bencana kesehatan dan lingkungan berskala besar. Akses terhadap air bersih dan layanan dasar lumpuh total, membuat warga Gaza hidup dalam kehausan dan ketidakpastian.

Lebih dari:

  • 149 sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan hancur total.
  • 369 fasilitas pendidikan lainnya rusak berat.
  • 88% bangunan di Jalur Gaza hancur.
  • Kerugian materi mencapai lebih dari $62 miliar, sementara 77% wilayah Gaza kini dikuasai Israel melalui invasi darat dan pemindahan paksa.

ā€œPekerjaan Kemanusiaanā€ atau Tirai Kejahatan?

Israel menggunakan organisasi bertajuk ā€œYayasan Kemanusiaan Gazaā€ — yang ditolak oleh PBB karena memiliki karakter Israel-Amerika — sebagai alat untuk memaksakan realitas palsu bahwa genosida ini adalah bagian dari misi kemanusiaan.

Faktanya, sejak agresi dimulai:

  • 1.581 tenaga medis dibunuh,
  • 115 personel pertahanan sipil gugur,
  • 220 anggota pasukan keamanan tewas,
  • dan 754 petugas polisi dibantai oleh pasukan Israel.

Dunia Diam, Palestina Berdarah

Pembantaian terus berlanjut, sementara dunia hanya menyaksikan. Dalam bayang-bayang puing dan api, Gaza berseru kepada nurani dunia: Berapa banyak nyawa lagi yang harus hilang sebelum keadilan ditegakkan?

Catatan: Seluruh informasi dalam laporan ini dikompilasi dari Pusat Informasi Palestina, Kementerian Kesehatan Gaza, dan sumber lapangan terpercaya. Laporan ini merupakan bagian dari pemantauan harian atas situasi kemanusiaan di Gaza dan genosida yang sedang berlangsung.

sumber: infopalestina

Artikel Terkait

Back to top button