INTERNASIONAL

Al Jazeera Kecam Hasutan Israel terhadap Jurnalis Gaza Anas Al-Sharif

_Al Jazeera_ menyatakan kampanye hasutan bertujuan “membenarkan penargetan terhadap jurnalis” saat Israel terus menggempur Gaza.

Oleh: Staf Al Jazeera

Al Jazeera Media Network mengecam militer Israel atas apa yang disebutnya sebagai “kampanye hasutan” terhadap para jurnalisnya di Jalur Gaza, terutama terhadap koresponden Al Jazeera Arabic, Anas al-Sharif.

Dalam pernyataan resmi pada Jumat, Al Jazeera mengatakan bahwa mereka “mengutuk keras dan mengecam upaya tanpa henti ini, yang sejak awal liputannya atas perang Israel di Gaza terus-menerus menghasut terhadap stafnya.”

“Jaringan ini menganggap hasutan tersebut sebagai upaya berbahaya untuk membenarkan penargetan terhadap para jurnalisnya di lapangan,” tambah pernyataan itu.

Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah juru bicara militer Israel, Avichai Adraee, membagikan ulang video di media sosial yang menuduh al-Sharif sebagai anggota sayap militer Hamas—klaim yang telah dibantah keras dan dinyatakan tidak benar.

Israel secara rutin menuduh jurnalis Palestina di Gaza sebagai anggota Hamas sejak perang di wilayah itu diluncurkan pada Oktober 2023. Menurut kelompok-kelompok HAM, ini adalah bagian dari upaya untuk mendiskreditkan laporan-laporan mereka tentang pelanggaran yang dilakukan Israel.

Militer Israel telah membunuh lebih dari 200 jurnalis dan pekerja media sejak serangan dimulai, termasuk beberapa jurnalis Al Jazeera dan kerabat mereka.

CPJ: Ancaman terhadap al-Sharif sangat serius

Pada Kamis, Committee to Protect Journalists (CPJ) menyatakan mereka “sangat prihatin” atas ancaman Adraee terhadap al-Sharif dan menyerukan kepada komunitas internasional untuk melindunginya.

“Ini bukan pertama kalinya al-Sharif menjadi target militer Israel, tetapi sekarang ancaman terhadap nyawanya sangat serius,” kata Sara Qudah, Direktur Regional CPJ, dalam sebuah pernyataan.

“Israel telah membunuh setidaknya enam jurnalis Al Jazeera di Gaza selama perang ini. Tuduhan terbaru yang tidak berdasar ini merupakan upaya untuk menciptakan pembenaran publik untuk membunuh al-Sharif,” tambahnya.

Dalam pernyataannya, Al Jazeera Media Network menyatakan bahwa mereka menyalahkan otoritas Israel sepenuhnya atas keselamatan stafnya. Mereka juga menyerukan kepada negara-negara dan organisasi internasional untuk memastikan semua jurnalis di Gaza mendapat perlindungan.

“Israel yang terus menghalangi masuknya jurnalis internasional ke Gaza untuk melaporkan situasi yang sangat memprihatinkan telah membebani jurnalis Al Jazeera secara luar biasa,” ujar jaringan tersebut.

Al Jazeera menambahkan bila para jurnalisnya “telah memikul tanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran sebagaimana yang mereka saksikan secara langsung, meskipun mereka menghadapi penderitaan luar biasa, termasuk kelaparan, kekerasan, teror, dan kekurangan total terhadap kebutuhan dasar kehidupan.”[]

Nuim Hidayat
Sumber: AL JAZEERA

Artikel Terkait

Back to top button