#Bebaskan PalestinaIBRAH

Bersiaplah, Bisa Jadi Kita Generasi Pembebas Bumi Palestina

Bumi Palestina, hari ini semua mata tertuju padanya. Berbagai aksi besar di penjuru dunia kian menggema, ratusan ribu bahkan bisa jutaan warga turun ke jalan jalan untuk menyuarakan pembebasan Palestina.

Bumi Palestina, khususnya Yerusalem adalah tempat sakral untuk ketiga agama samawi. Islam, Nasrani, Yahudi mempunyai sejarah masing masing di tempat ini. Tak aneh jika keberadaannya, tak lepas dari silih bergantinya peristiwa penting bagi umat manusia.

Bagi kita kaum Muslimin, Masjidil Aqsha di Palestina adalah kiblat pertama kita. Tempat dimana segala do’a dan peribadahan menghadap ke arahnya sebelum Allah pindahkan.

Tanahnya menyimpan jejak kaki Rasulullah, dimana dalam peristiwa isra’ mi’raj ketika Allah memperjalankan beliau dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsha lalu menaikkannnya hingga ke Sidratul Muntaha.

Tanah Palestina termasuk bagian wilayah Syam, wilayah yang Allah berkahi. Tanah Palestina hari ini adalah tanah Ribath, tanah perbatasan dimana kaum Muslimin berjuang dengan sekuat tenaga untuk mempertahankan agama dan wilayahnya.

Jika kita melihat sejarah, tanah Palestina ini dibebaskan oleh dua Pahlawan, dibebaskan oleh dua generasi Islam.

Pertama, Umar bin Khattab. Khalifah kedua setelah Abu Bakar, berasal dari kabilah Bani Adi dari suku Quraisy Mekkah yang kemudian hijrah ke Madinah. Untuk pertama kalinya bumi Syam termasuk Palestina didalamnya ditaklukkan dalam perang Yarmuk pada masa kepemimpinannya. Pasukan Romawi kalah dan tunduk dibawah kekuasaan Islam, menariknya ketika ditaklukkan keamanan umat kristiani disana berada dalam jaminan pemerintahan Islam. Mereka hidup damai, tenang dan rukun dibawah kepemimpinan Islam.

Kedua, Shalahuddin Al Ayyubi, laki laki berketurunan Kurdi dan lahir di Tikrit Irak. Ketika Baitul Maqdis jatuh dalam penjajahan tentara salib, Salahuddin Al Ayyubi berhasil merebut kembali Baitul Maqdis ke tangan kaum Muslimin. Lagi lagi adab yang mulia terpancar dari Islam. Disaat kaum Muslimin merasakan penyiksaan yang luar biasa oleh dominasi penjajahan tentara salib di Eropa kala itu, Shalahuddin Al Ayyubi tetap memberlakukan setiap warga Kristen dibawahnya dengan jaminan keamanan penuh. Tak aneh jika warga Kristen kala itu berdecak kagum atas keadilan Pemimpin Islam.

Dan puluhan tahun yang lalu, kaum Muslimin pun mampu berlaku baik kepada kaum Yahudi yang keberadaannya terusir dari dunia. Ibarat peribahasa, air susu dibalas air tuba itulah yang terjadi hari ini pada Baitul Maqdis, Bumi Palestina. Bukan balasan terimakasih, tapi malah sebaliknya. Mereka datang tak membawa apa apa, tapi ingin mengambil rumah kita.

Jika dahulu, bumi Palestina dibebaskan oleh dua orang berketurunan bukan dari Palestina, bisa jadi pembebasan Palestina hari ini pun akan dilakukan oleh orang diluar Palestina. Jika dahulu Allah berikan kesempatan pembebasan Palestina oleh orang berkebangsaan Arab, bisa jadi hari ini Allah pilih Pahlawan pembebasnya dari Non Arab.

Saudara kita para Mujahidin Palestina sudah berlapang dada menjaga wilayah suci ummat Islam dari tangan penjajah, dan mereka menunggu kita untuk membebaskannya.

Tak ada yang tak mungkin, akan lahir sosok Umar dari Indonesia, sosok Shalahuddin dari Indonesia. Untuk kita yang berada dalam kondisi yang mungkin lebih aman dan lebih baik dari Palestina, semoga kita bisa berbuat lebih banyak dari mereka yang hidup dalam kecamuk perang dan kelaparan.

Hingga saatnya tiba, dengan pertolongan Allah kita bisa membebaskan bumi Palestina dari segala bentuk penjajahan dan benar benar mengembalikan tanah suci tersebut ke pangkuan kaum Muslimin. Wallahu a’lam bisshawaab.[]

Elis Irma Ratnasari, Pemerhati Generasi

Artikel Terkait

Back to top button