Mendidik dengan Keteladanan: Sunah Terbesar Orang Tua
"Jadilah seperti apa yang engkau ingin anakmu menjadi"

Di tengah derasnya arus digital dan gaya hidup serba instan, banyak orang tua mencari cara “cepat berhasil” dalam mendidik anak. Mulai dari aplikasi parenting, webinar pengasuhan, hingga kursus emotional intelligence.
Namun, ada satu metode yang terbukti abadi, paling berpengaruh, dan diwariskan para Nabi: pendidikan melalui keteladanan.
Allah SWT telah menetapkan keteladanan sebagai metode utama membentuk karakter manusia: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…” (QS. Al-Ahzab: 21)
Ayat ini berlaku sepanjang zaman. Rasulullah ﷺ bukan sekadar penyampai wahyu, tapi living role model sebagai ayah, suami, pemimpin, dan pendidik. Anak tidak hanya mendengar nasihat beliau, tapi melihat nilai-nilai Islam hidup dalam keseharian beliau.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Al-Ghazali menjelaskan: anak ibarat tanah subur, bisa ditanami apa saja. Orang tualah yang menentukan bibitnya bukan hanya lewat kata-kata, tetapi lewat perbuatan nyata.
1. Rasulullah ﷺ dengan Hasan dan Husain
Nabi memangku cucu-cucunya bahkan saat shalat. Kasih sayang ini tidak membuat mereka manja, tapi membentuk kepribadian mulia dan kepemimpinan di masa depan.
2. Lukman al-Hakim
Dalam QS. Luqman: 17, ia mengajarkan shalat, amar ma’ruf, dan sabar nilai yang ia jalankan sendiri, bukan sekadar suruhan.
Psikolog pendidikan Albert Bandura menegaskan: anak belajar lebih banyak dari observasi dibanding instruksi. Imam Ibn Qayyim pun menyebut, salah satu bentuk pengasuhan terbaik adalah menciptakan citra kebaikan yang bisa dilihat dan ditiru anak.
Seringkali kita berkata “Nak, shalat!” tapi kita sendiri menundanya. Kita menyuruh membaca Al-Qur’an, tapi jarang terlihat memegang mushaf. Anak sulit mencintai Islam jika Islam tidak diperagakan di rumah.
Keluarga muslim sejatinya adalah madrasah pertama, dan kurikulumnya adalah perilaku orang tua setiap hari.