Sakinah Finance Sosialisasi Penanganan Pinjol dan Judol di Banda Aceh

Aceh (SI Online) – Sakinah Finance, sebuah lembaga asal Kota Bogor yang aktif dalam penyampaian literasi dan edukasi syariah kali ini berada di Banda Aceh pada Selasa (12/8/2025).
Pendiri sekaligus Motivator Sakinah Finance, Murniati Mukhlisin mengadakan sosialisasi pencegahan dan penanganan pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol) di Madrasah Aliyah Swasta Darusyariah binaan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Menurut survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2024, secara nasional nilai pinjol mencapai 74,48 triliun rupiah (September 2024) naik menjadi 80,07 triliun rupiah (Februari 2025), sedangkan di Aceh, transaksi pinjol mencapai 178 miliar rupiah (November 2024) dan didapati turun menjadi 158 miliar rupiah (Maret 2025). Adapun pengguna terbesar pinjol di Aceh adalah guru (42 persen), diikuti oleh korban PHK (20 persen), ibu rumah tangga (18 persen), pedagang (4 persen), pelajar (3 persen), tukang pangkas (2 persen), dan ojek online (1 persen).
Berkenaan dengan judi, menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) nilai transaksi Perputaran uang judi online pada 2025 diperkirakan akan mencapai 1.200 triliun rupiah melonjak dari 2024 sebesar 981 triliun rupiah.
Aceh yang merupakan provinsi yang sudah menegakkan syariat Islam ini menegaskan pelaku judi online diberlakukan sama dengan pelaku judi pada umumnya. Periode Januari hingga pertengahan Februari 2025 terdapat sebanyak 55 kasus judi online (maysir), dengan 64 tersangka, dan pemblokiran 405 situs judi daring.
Di Banda Aceh, pada 30 Januari 2025, empat pelaku judi online dihukum cambuk di Taman Bustanussalatin. Hukumannya bervariasi, dari 8 hingga 22 kali cambuk bergantung pada nilai taruhan sesuai Pasal 18 dan 19 Qanun Nomor 6 Tahun 2014.
“Sosialisasi semacam ini setahu saya adalah sosialisasi pertama di Aceh dan kami merasa sangat beruntung didatangi oleh Profesor Murniati Mukhlisin” kata Yusnidar, Kepala MAS Darussyariah ketika menyampaikan kata sambutan. Dia menjelaskan bahwa Murniati adalah Guru Besar Akuntansi Syariah pertama di Indonesia dan sebelumnya menjabat sebagai Rektor di Universitas Tazkia, Bogor.
Murniati menjelaskan kepada kepala dan wakil kepala sekolah, para guru, siswa dan orangtua siswa yang berjumlah 60 orang itu mengenai langkah penanganan terutama dari sisi syariah.
“Saya menjelaskan bahwa ketika ada kasus pinjaman online, tahap pertama dicek ke Pusat Anti-Penipuan OJK (Indonesia Anti-Scam Centre/IASC) melalui Kontak OJK 157, WhatsApp di nomor 081-157-157-157, atau melalui email [email protected]. Tahap kedua adalah jika diketahui pinjol ilegal maka: ajukan restrukturisasi, negosiasi bayar pokok, gunakan metode pembayaran “snowball”, hak ditagih hanya dari jam 8.00-20.00. Jika ilegal maka, stop bayar bunga, blokir aplikasi dan nomor penagih, simpan semua bukti teror, lapor ke OJK dan kantor polisi. Tahap ketiga adalah pulihkan keuangan dengan cara meningkatkan ibadah, susun anggaran, cari pendapatan halal, konsultasi ke pakar, dan ubah gaya hidup menjadi lebih sederhana” jelas Murniati.
Para peserta yang aktif diberikan apresiasi berupa suvenir dari BCA Syariah. Surya Wahyudi selaku Kepala Cabang BCA Syariah Aceh mengatakan bahwa edukasi sejenis ini merupakan salah satu tugas dari lembaga keuangan syariah, maka dari itu akan dibuat lebih giat lagi.
Murniati juga mengingatkan bahwa belanja online (benjol) yang berlebihan ternyata juga salah satu pemicu terjadinya pinjol dan judol. Begitu juga permainan (game) slot yang semula dianggap hiburan ternyata bisa berakhir jadi jebakan hingga kematian. [ ]