#Bebaskan PalestinaNASIONAL

HUT Ke-80 RI, Ketua MUI: Indonesia Harus Bantu Kemerdekaan Palestina

Jakarta (SI Online) – Kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah memasuki usia 80 tahun merupakan anugerah besar yang diraih dengan darah, keringat dan air mata para pejuang. Namun kenyataannya di belahan dunia lain masih ada bangsa Palestina yang hingga kini belum merdeka.

Palestina masih merasakan penjajahan yang dilakukan oleh zionis Israel. Kebiadaban Israel tidak segan-segan dengan berulang kali menghancurkan rumah, masjid dan sekolah. Anak-anak dan perempuan menjadi korban genosida yang tidak henti-hentinya dilakukan oleh Israel.

Dalam refleksi Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia (RI), Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim menekankan pentingnya membantu perjuangan kemerdekaan Palestina.

Prof Sudarnoto, sapaan akrabnya, menyatakan bahwa memperjuangkan kemerdekaan Palestina berarti menunaikan janji konstitusi, sekaligus meneguhkan jati diri Indonesia di panggung global.

“Bangsa Indonesia, yang sejak kelahirannya menolak segala bentuk penjajahan di atas dunia, tidak boleh tinggal diam. Pembukaan UUD 1945 telah menegaskan dengan lantang,” tegasnya dalam pernyataan tertulis, Selasa (19/8/2025).

Dalam pembukaan UUD 1945 menegaskan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.

Prof Sudarnoto menegaskan, kalimat itu bukan sekedar retorika, melainkan janji sejarah yang menjadi ruh perjuangan bangsa. Dia menyebut kemerdekaan Indonesia tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan cita-cita kemerdekaan semua bangsa di dunia.

“Karena itu, memperjuangkan Palestina berarti menunaikan janji konstitusi, sekaligus meneguhkan jati diri Indonesia di panggung global. Kita juga menyadari bahwa krisis Palestina bukan hanya soal politik, tetapi juga krisis kemanusiaan multidimensi,” tuturnya.

Prof Sudarnoto mengungkapkan, penderitaan Palestina diperparah dengan adanya blokade ekonomi, keterbatasan akses kesehatan, pendidikan yang hancur, serta trauma generasi muda yang tumbuh dalam perang. Menurut dia, dunia yang tidak adil melahirkan luka yang dalam, tidak hanya bagi rakyat Palestina, tetapi juga bagi nurani umat manusia.

Dia mendorong agar nilai-nilai kemerdekaan Indonesia harus diteruskan dengan menanamkan nilai solidaritas kemanusiaan. Indonesia lahir dari semangat persaudaraan, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama.

“Semangat ini harus menjadi pijakan untuk terus menyuarakan penderitaan Palestina di forum-forum dunia, memberikan bantuan nyata, dan menggalang solidaritas global,” ungkapnya.

Kemudian, dia mendorong agar menanamkan nilai keadilan. Sebab, Indonesia bisa berdiri di atas tekad untuk menegakkan keadilan bagi semua. Prof Sudarnoto menilai Indonesia harus berani mengambil peran sebagai penggerak keadilan global.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button