KHOTBAH

Siapa dan Apa Tugas Kita di Dunia?

الحمد لله الذي لم يتخذ ولدًا ولم يكن له شريك في الملك، ولم يكن له ولي من الذل، وكبره تكبيرًا، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وتعالى عما يقول الظالمون والجاحدون علوًا كبيرًا. وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله – أرسله بين يدي الساعة بشيرًا ونذيرًا، وداعيًا إلى الله بإذنه وسراجًا منيرًا – صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وأتباعه إلى يوم الدين وسلم تسليمًا كثيرًا.

اما بعد. فيأيها الحاضرون, اوصيني واياكم بتقوى الله. اتقوا الله, في السر والعلن, فانه حبل الله المتين. قال تعالى في القران العظيم: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ‌حَقَّ ‌تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ.

Jamaah salat Jumat yang berbahagia!

Marilah kita panjatkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tidak terhitung jumlahnya, terutama nikmat iman dan Islam. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga, dan para sahabat beliau yang menjadi teladan bagi kita melalui akhlak mereka yang mulia.

Sudah menjadi kewajiban seorang khatib untuk menyampaikan wasiat takwa dalam khutbahnya. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama meningkatkan dan memperkuat ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan bermuhasabah diri: sudahkah kita melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya? Sesungguhnya, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya itulah hakikat dari takwa kepada-Nya.

Jamaah salat Jumat yang berbahagia!

Sebagai makhluk yang dianugerahi akal untuk berpikir, manusia sering disebut oleh para pemikir dan ilmuwan sebagai makhluk yang bertanya. Pertanyaan mendasar yang selalu muncul dalam benak setiap manusia adalah: “Siapakah aku?” dan “Apa tujuan hidupku?” Jika pertanyaan asasi ini tidak mendapatkan jawaban, maka hidup akan terasa hampa, tanpa arah, dan kehilangan makna.

Kita memang sering mendengar jawaban atas pertanyaan tersebut dari para akademisi, ilmuwan, maupun filsuf. Namun, tidak jarang jawaban yang mereka berikan terlalu rumit, bertele-tele, bahkan sulit dipahami oleh orang awam, sehingga maknanya menjadi kabur.

Di sinilah Islam hadir memberikan jawaban yang paling mendasar sekaligus komprehensif. Sebagai dīn yang memiliki ciri ulūhiyyah (bersifat ketuhanan), insāniyyah (sejalan dengan fitrah kemanusiaan), ‘ālamiyyah (universal dan mencakup seluruh aspek kehidupan), serta wuū (jelas ajarannya), Islam menjawab dua pertanyaan fundamental tersebut melalui Rukun Islam yang pertama, yakni syahadat: mengucapkan dua kalimat kesaksian.

Jamaah salat Jumat yang berbahagia!

Secara bahasa, syahādah berarti menetapkan, memberitahukan, menjelaskan, serta menyaksikan dengan mata kepala maupun mata hati. Disebut Dua Kalimat Syahadat (Syahādatain) karena di dalamnya terdapat pengakuan terhadap dua hal pokok: pertama, kesaksian atas keesaan Allah SWT melalui kalimat lā ilāha illallāh; dan kedua, kesaksian atas kerasulan Muhammad putra Abdullah melalui kalimat Muhammad rasūlullāh.

Maka Dua Kalimat Syahadat (Syahādatain) itu adalah asyhadu an lā ilāha illallāh wa asyhadu anna muḥammadan `abduhu wa rasūluh.

Jamaah salat Jumat yang berbahagia!

Para ulama yang menafsirkan makna Dua Kalimat Syahadat menjelaskan bahwa kalimat lā ilāha illallāh memiliki dua rukun utama, yaitu an-nafy (peniadaan) dan al-itsbāt (penetapan). Kata lā ilāha berarti menafikan atau menolak segala bentuk ilah (sesembahan) selain Allah SWT, sedangkan kata illallāh berarti menetapkan bahwa segala bentuk ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT semata.

Dengan demikian, makna asyhadu an lā ilāha illallāh adalah mengetahui, meyakini, mengimani, dan membenarkan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah di alam semesta ini kecuali Allah SWT.

Pernyataan asyhadu an lā ilāha illallāh sekaligus mengandung dua hal: pertama, menafikan adanya tuhan-tuhan lain yang dianggap layak disembah atau berkuasa mencipta dan mengatur alam raya ini; dan kedua, menetapkan bahwa hanya Allah SWT yang berhak disembah, serta hanya Dia-lah, tanpa bantuan siapapun, yang mencipta dan mengatur seluruh alam semesta. Inilah inti makna dari kalimat lā ilāha illallāh.

1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button