Kisah Inspiratif: “Apa yang Dapat Kuberikan”

Dari Syaddad bin Al-Hadi, bahwa seorang Badui datang kepada Nabi Saw lalu beriman kepadanya dan mengikutinya, kemudian ia berkata: Saya ikut berhijrah bersamamu. Kemudian Nabi Saw berpesan kepada sebagian sahabatnya agar memerhatikannya.
Ketika terjadi peperangan, Nabi Saw mendapatkan rampasan perang lalu memberinya bagian, lalu Nabi Saw menitipkannya kepada para sahabatnya untuk disampaikan kepadanya, karena ia sedang menjaga posisi bagian belakang mereka.
Ketika dia datang, para sahabat memberikan bagian itu kepadanya, lalu dia bertanya: Apa ini? Mereka menjawab: Bagian (rampasan) yang dibagikan Nabi Saw untukmu. Kemudian dia mengambilnya lalu mendatangi Nabi Saw seraya membawa bagian itu dan bertanya: Apa ini? Nabi Saw menjawab: “Saya memberimu bagian”. Ia berkata: “Bukan untuk mendapatkan ini saya mengikutimu. Tetapi saya mengikutimu agar saya dilempar di bagian sini –sambil menunjuk lehernya– dengan anak panah lalu saya mati dan masuk surga.”
Nabi Saw bersabda: “Jika kamu jujur kepada Allah maka Allah akan membuktikan kejujuranmu.” Tidak lama setelah itu, mereka berangkat berperang menghadapi musuh, lalu dia dibawa ke hadapan Nabi Saw karena terkena lemparan anak panah di lehernya, lalu Nabi Saw bertanya: “Apakah dia yang terbunuh?” Mereka menjawab: Ya. Nabi Saw bersabda: “Dia jujur kepada Allah lalu Allah membuktkan kejujurannya.”
Kemudian Nabi Saw mengafaninya dengan jubah Nabi Saw, lalu meletakkan di depan dan menshalatinya. Di antara doa yang dibaca di dalam shalatnya: “Ya Allah, inilah hamba-Mu yang keluar berhijrah di jalan-Mu lalu terbunuh di jalan-Mu. Saya menjadi saksi atas hal tersebut.” (HR Tirmidzi).
Kisah di atas memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita bahwa dalam perjuangan dan dalam dakwah mesti dilandasi dengan keikhlasan. Tanamkan dalam diri “apa yang dapat aku berikan” bukan “apa yang kudapatkan ‘
Jika orientasi seseorang dalam perjuangan dan dakwah adalah “apa yang dapat kuberikan” maka ia akan totalitas dalam perjuangan dan dakwah. Sebaliknya, jika “apa yang kudapatkan” maka seseorang akan mundur dari perjuangan dan dakwah jika harapannya tidak didapatkan.
Semoga Allah SWT membimbing kita kaum Muslimin agar dalam perjuangan dan dakwah selalu berorientasikan Lillah sehingga akan totalitas dalam menjalankannya. Amin. []
Imam Nur Suharno, Pembina Korps Mubaligh Husnul Khotimah Kuningan Jawa Barat