Sikapi Situasi Saat Ini, Habib Hanif Minta Pemerintah Atasi Akar Masalahnya

Bogor (SI Online) – Habib Muhammad Hanif Alatas mengingatkan pemerintah untuk mengatasi akar masalah terkait berbagai peristiwa kerusuhan yang terjadi saat ini.
“Kita tidak ingin huru-hara yang terjadi seperti sekarang ini, huru-hara yang tanpa arah. Siapa yang menggerakkan dan siapa yang digerakkan, arahnya ke mana, serba kacau saat ini tidak jelas arahnya. Tetapi di sisi lain, tidak akan ada asap kalau tidak ada api,” jelas Habib Hanif saat berceramah di Majelis Al Ihya, Kota Bogor, Ahad (31/8/2025).
Menurutnya, jangan hanya soal huru-haranya saja yang diributkan. Jangan sibuk sekadar memadamkan api, seharusnya akar masalah kenapa timbulnya api itu yang mesti diatasi.
“Kalau kita cuma sibuk memadamkan tetapi sebab timbulnya api tidak diatasi, maka artinya satu api dipadamkan besok akan timbul api lain,” kata Habib Hanif.
Menantu Habib Rizieq Syihab (HRS) itu menilai, kerusuhan saat ini merupakan akumulasi dari banyak hal yang menjadi penyebab “terbakarnya” negeri ini.
“Diantaranya banyak pejabat yang diangkat, padahal bukan ahlinya. Berapa banyak buzzer-buzzer influencer jadi komisaris BUMN? Akhirnya apa, yang terjadi BUMN kita banyak merugi. Padahal BUMN diadakan untuk mendapatkan keuntungan untuk membiayai negara. Tapi BUMN banyak rugi karena yang memegang bukan ahlinya. Nabi mengatakan kalau sesuatu diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggu kehancurannya,” jelasnya.
Habib Hanif mempertanyakan, misalnya PLN yang tidak ada saingannya kenapa bisa rugi? Padahal rakyat membayar langsung, tidak ada yang utang saat memakai listrik, kenapa bisa rugi?
“Lalu kenapa Pertamina juga bisa rugi? padahal rakyat membeli bahkan membeli BBM dengan harga mahal,” ungkapnya.
Selanjutnya, yang menyebabkan keluarnya “api” adalah banyak pejabat negara yang tidak berakhlak. Habib Hanif menegaskan, rakyat itu tergantung bagaimana pemimpinnya. Kalau pejabatnya baik maka rakyatnya juga akan baik, sebaliknya jika pejabatnya tidak baik maka jangan salahkan rakyat jika ikut tidak baik.
“Mereka hidup bermewah-mewah, ketika rakyat kritik mereka ditolol-tololin. Rakyat lagi kelaparan, banyak yang susah, banyak pengangguran, rakyat lagi susah di mana mana eh mereka malah joget-joget di gedung DPR, dan begitu diprotes dia meledek bikin parodi joget joget, itu tidak ada empati, tidak ada akhlak,” tuturnya.
“Bahkan ketika rakyat banyak kesusahan, mereka dipajaki, lalu ada yang bilang pajak seperti zakat. Masyaallah saat ini pajak diambil dari semua orang termasuk dari orang miskin. Dan pajak diambil negara salah satunya buat gaji orang-orang kaya. Sedangkan zakat diambil dari orang kaya buat orang miskin. Jadi jangan pernah samakan antara zakat dengan pajak,” tambahnya.
Menurut Habib Hanif, itulah beberapa kondisi yang membuat rakyat kecewa dan saat ini terjadi puncak kemarahannya. Meski demikian, tetap situasi ini harus diatasi dan diperbaiki.